Title :
Can You Feel My Love[Part 2]
Author :
Desfia a.k.a Fiangel a.k.a Park Chunri
Poster by :
Muthiah Fadhilah
Genre :
Romance (sedikit sad), Friendship
Cast :
- Park Jiyeon
- Lee Chunji
- Choi Minho
- Son Naeun
Semoga ada yang menanti terbitnya FF ini yang part dua. Kalo ada gomawo,,,^^
Lagi BETE berat sama tugas sekolah. Kadang kerasa ringan
banget, tapi lebih sering ngerasa beratnya dibanding ringannya. Ayo capa yang
mau namanya tercetak disejarah. Aku kasih saran deh, mending ciptain alat buat
foto copy jahitan. Ntar penguji cobanya aku.haha ^^ *Abaikan
Ini FF Murni pemikiran author. Tidak memplagiat dan tidak
boleh dipalgiat #siapa yang mau plagiat FF jelek kayak gini? *Abaikan
Bingung mau nulis curcol apa lgi…. Jangan lupa tinggalkan
jejaknya,,Read, Like, Comment.
Happy reading
*Chunji POV*
“Tumben kau tidak bersama yeoja
yang selalu mengekor denganmu itu.” Kata Naeun dengan nada sedikit tidak suka.
Aku mengernyitkan alisku tanda tak mengerti.
“Siapa yang kau maksud? Jika yang
kau maksud Jiyeon…. Dia sedang ada urusan.” Jawabku dengan nada ketus. Ada rasa
sakit ketika menyebut nama Jiyeon. Yeoja yang sudah lama kusuka. Tapi sekarang
nyatanya ia malah sudah menjadi kekasih orang lain.
Sebenarnya aku ini bodoh atau tolol
sih? Kenapa aku bisa mendapat rangking 2 pararel tapi tidak bisa mendapat hati
yeoja yang kusuka??? Apa aku kurang tampan dari Minho? Sepertinya iya. Kalau
begitu kuganti pertanyaanya. Apa aku kurang imut, baik, pintar, dan perhatian
dibanding Minho?
*Skip Pulang Sekolah*
“Jiyeon-ah
ayo kita pulang.” Ajakku. Jiyeon menatapku sekilas lalu kembali merapikan
buku-bukunya yang berserakan di atas meja. Setelah selesai dia mendekatiku.
“Kajja!”
“Chagi!!!
Ayo kita pulang bersama. Aku mau mengajakmu
ke suatu tempat.” Tiba-tiba saja Minho dating dan langsung merebut
Jiyeon dariku. Jiyeon hanya menunduk dan pasrah dengan ajakan Minho yang
terkesan memaksa.
Ya!!!
Minho… Awas saja kalau kau melukai yeojaku. Akan kukubur hidup-hidup kamu.
#emangnya berani?
*Author POV*
“Pulang tanpa Jiyeon rasanya
seperti sayur tanpa garam. Sepi dan terasa hambar.”Gumam Chunji disepanjang
perjalanan pulangnya. Entah sudah berapa kali ia mengucapkan kalimat yang sama
hingga akhirnya dia sampai dirumah.
“Nawasseo….” Tanpa babibu Chunji
langsung berjalan cepat kekamarnya. Tanpa peduli diperhatikan oleh ibunya
sedari tadi.
“Apa namja boleh menangis abeoji?”
Tanya Chunji pada sebuah foto yang indah dihiasi figura. Ya, itu foto ayah
Chunji. Ayahnya seudah meninggal sejak Chunji masih SD kelas 4. Saat itu Chunji benar-benar seperti anak bisu
yang tidak mau berbicara sepatah katapun pada siapapun termasuk sahabat
kecilnya, Jiyeon. Tapi suatu saat
Jiyeon berusaha supaya Chunji mau membuka mulutnya lagi dan usahanya berhasil
meski pernah mengalami kegagalan berkali-kali. Dan mulai saat itu Chunji mulai memiliki perasaan yang saat itu belum dia
ketahui namanya. Tapi sekarang… Dia tau apa itu, Cinta.
“Huhuhu… :’(“ Chunji menangis
sesengukan sambil terus memandangi foto ayahnya. Perasaan sakit ketika
kehilangan orang yang disayangi kembali menyeruak menghampiri dirinya.
“Abeoji. Mian aku menangis. Aku tidak sanggup bila tidak menangis seperti
ini. Ini terlalu menyakitkan abeoji. Bahkan ini jauh lebih sakit. Abeoji…
ijinkan aku menangis….” Chunji terus meraung-raung. Hatinya benar-benar kacau
seperti ucapannya yang sangat tidak beraturan karena nafasnya yang putus-putus
karena isakannya.
Tok…Tok…Tok…
“Chunji-ya! Apa kau baik-baik saja?” Eommanya Chunji bertanya dari luar
kamarnya. Lama tidak ada jawaban. Akhirnya eommanya masuk ke dalam kamar
Chunji.
“Kenapa kau menangis Chunji-ya. Bukankah kau sudah berjanji pada appamu
tidak akan menangis?”
“Eomma…. Eomma… aku sangat menyayangimu eomma. Jebal jangan tinggalkan aku
seperti yang lainnya yang pergi meninggalkanku.”
“Siapa yang kau maksud?”
“Jiyeon eomma. Dia semakin jauh dariku setelah dia berpacaran dengan Minho,
sunbae kami.”
“Tenanglah… Lupakan Jiyeon. Mungkin dia memang hanya ditugaskan oleh tuhan
untuk menjadi sahabatmu dan pelindungmu Chunji. Bukan sebagai pendamping
hidupmu selamanya.” Kata eomma Chunji bijak.
“Eomma…Bisakah aku mengubah takdirku? Aku tidak suka dengan keadaan seperti
ini!”
“Takdirmu sesuai dengan usahamu Chunji.”
“Ne. Gomawo eomma” Chunji mulai menghapus air
matanya dengan sedikit kasar. Dia sedikit merasa malu karena telah menangis
dihadapan seorang yeoja, walau itu hanya ibunya.
Keesokan harinya
*Author POV*
“Chunji-ya! Kemarin aku
berkeliling di sebuah taman bersama Minho oppa. Benar-benar indah. Kau biasanya
kan suka tempat-tempat indah, kapan-kapan aku akan mengajakmu kesana!!!” Jiyeo
bercerita dengan semangat. Tapi tidak dengan si pendengar, Chunji.
“Mmm… Ne” Chunji hanya menjawab
dengan malas-malas. Dia masih setia memandangi bukunya yang sangat tebal.
“Ya! Kau ini kenapa jadi sepelit
itu dalam berbicara? Biasanyakan kau cerewet?”
“Mian,aku sedang tidak ingin
ribut”
“Kau aneh” Gumam Jiyeon pelan.
@Chunji’s House
*Chunji POV*
Appa…ini sudah dekat. 1 hari
lagi. Kau pasti rindu padaku.
“Chunji-ya! Besok temani eomma ke makan app ,ne?” Teriak eomma
dari luar kamar.
“Ne”Jawabku dengan sedikit brteriak
agar eomma mendengarnya. Besok hari minggu. Benar-benar beruntung aku. Aku bisa
kembali melepas rindu dengan appa tanpa harus setelah pulang sekolah.
@Jiyeon’s House
*Jiyeon POV*
Kenapa sikap Chunji jadi berubah
ya? Apa sudah hamper waktunya? Aku langsung berlari mendekati kalender mejaku.
Benar! Besok! Pantas
saja sikapnya jadi berubah dingin seperti itu. Ahjussi, kau pasti rindu
padaku.hehe aku janji akan mengunjungimu besok.
Keesokan Harinya
@Pemakaman
*Author POV*
Sekarang sedang berdiri seorang
yeoja dengan rambut panjang yang digerai, mini dress warna putih susu,
menghadap sebuah gundukan, makam. Matanya berkaca-kaca ketika mengingat semua
kebaikan orang yang kini sudah tenang di alam lain.
“Ahjussi…Bogoshipoyo. Ahjussi
jahat sekali. Sekarang Chunji selalu berubah tiap menjelang hari perigatan
kematianmu ahjussi. Eotte?aku sudah berusaha. Dia selalu ceria dihari lain
kecuali hari-hari menjelang tanggal ini” Jiyeon mulai meneteskan air matanya
sambil mengeratkan pegangannya pada sebuket bunga lily putih yang masih berada
digenggamannya.
“Mian ahjussi, Aku akan berusaha
untuk membuat Chunji selalu bahagia seperti yang kau harapkan. Jeongmal mian
ahjussi. “ Jiyeon meletakkan bunga itu di dekat nisan.
“Annyeong ahjussi. Jangan rindu
padaku, Ne?” Jiyeon mulai menghapus air matanya dan berangjak meninggalkan
tempat menyedihkan itu.
“Chunji ayo cepat. Nanti keburu
hujan!” Eomma Chunji menyemangati Chunji yang bersikap lambat hari ini.
“Ayo eomma!” Chunji akhirnya
menggandeng tangan eommanya sambil membawa sebuket bunga lily. Bunga favorit
appanya.
“Lho? Kok sudah ada bunga lily
putih? Apa ada yang kesini sebelumnya? Atau mungkin ada orang salah makam?”
Tanya Eommanya Chunji pada Chunji. Chunji tidak menjawab dengan suara, dia
hanya mengangkat kedua bahunya yang menandakan ia tidak tau.
“Apa Jiyeon yang kesini?” Tanya
eomma Chunji lagi. Chunji tampak kaget dan sedetik kemudian dia berpura-pura
tidak terkejut dengan pertanyaan eommanya.
‘Apa benar Jiyeon datang kesini tadi?’ Batin Chunji.
@Chunji’s House
“Eomma… Aku boleh ijin pergi
jalan-jalan sebntar tidak?” Chunji meminta izin pada ibunya yang kebetulan ada
dirumah. Ibunya hanya mengangguk. Dan Chunji segera meluncur keluar rumah.
Melewati jalan-jalan yang ramai tanpa tau sebenarnya dia ingin pergi kemana.
Saat sedang berniat menyebrang
Chunji melihat siluet Minho, namjachingu Jiyeon (Baca Part 1). Minho sedang
menggandeng tangan yeoja dengan mesra. Sesekali dia menciumi tangannya.
Chunji tertarik untuk mengikuti mereka
lebih jauh lagi.
Ternyata mereka masuk ke sebuah
Café yang sukup sepi. Mereka masuk tanpa melepaskan genggaman mereka
sedikitpun. Muncul banyak pertanyaan tentang siapa yeoja yang bersama Minho itu
berkecamuk di pikiran Chunji.
Perlahan tapi pasti Chunji masuk
ke café. Dia mencari tempat yang tidak mudah terlihat oleh Minho dan yeojanya
itu. Chunji terus memperhatikan setiap gerak-gerik Minho. Awalnya mereka
terlihat biasa saja namun lama-lama mereka terlihat semakin mesra. Bahkan Minho
sempat mencium yeoja tadi.
Bug!!!
Chunji dating menghampiri Minho
dan langsung meninju pipinya. Entah setan apa yang telah merubah sikap Chunji
secara tiba-tiba dari yang biasanya lembut seperti yeoja menjadi sedikit
bringas.
“Kenapa kau melakukan ini pada
Jiyeon?!! Kau tidak sadar sikapmu ini menyakiti hatinya? Eoh?!!!” Bentak
Chunji.
“Hahaha… Kau terlihat beda
Chunji-ya!” Minho malah tersenyum kecut .
BUG!!! Lagi-lagi Chunji
meninju Minho kali ini lebih kuat.
Hingga dari ujung bibir Minho keluar darah segar yang mengalir.
“Kau itu terlihat seperti orang
bodoh! Jiyeon itu tidak seperti yeoja-yeoja yang sering kukencani. Aku bosan
dengan sikapnya yang selalu menjaga jarak. Dia itu yeojaku! Tapi aku belum bisa memilikinya seutuhnya!!!”
Bug!!! Untuk ketiga kalinya
Chunji meninju Minho kali ini di pipi dekat matanya. Hingga membekas warna biru
di sekitar area tinjuan Chunji.
“Jiyeon itu orang
baik-baik!!! Jangan kau mengotorinya!! Jangan buat dia menangis!!! Karena dia
sama sekali tidak pantas mendapatkan pria kotor sepertimu!!!” Chunji langsung
pergi meninggalkan lokasi kejadian perkara.
Keesokan Harinya
@School
*Jiyeon POV*
Hari ini aku belum melihat batang
hidung Minho oppa. Ada yang bilang dia tidak masuk sekolah karena sakit. Karena
terlalu khawatir, pulang sekolah ini rencananya aku akan menjenguknya di
apartemennya.
Teng…Teng…Teng…
Akhirnya bel pulang
berbunyi juga.
“Chunji-ya! Kau pulang sendiri
saja aku masih ada urusan sebentar” Kataku. Chunji hanya mengangguk dan
berjalan keluar dengan wajah yang sedikit sedih.
@Minho’s Apartement
*Author POV*
“Oppa…kau tidak apa-apa? Kenapa
wajahmu babak belur begini?” Tanya Jiyeon panic saat melihat kondisi
namjachingunya yang mengenaskan.
“Gwaenchanhayo…Ini hanya luka
sedikit. Sebentar lagi pasti sembuh, Chagi” Sahut Minho.
“Bagaimana bisa ada yang tega
memukuli orang sepertimu?”
“Sepertiku? Apanya? Aku tampan
ya?” Goda Minho. Pipi Jiyeon langsung memerah.
“Tentu saja! Oppa itu sangat
tampan. Makannya aku mau sama oppa.hehe”
“Kira-kira kapan oppa akan masuk
sekolah?” Sambung Jiyeon. Minho terlihat berpikir sejenak.
“Mungkin besok chagi. Wae? Kau
merindukanku ya?” Lagi-lagi Mihno merayu Jiyeon.
“Oppa kau ini…”
Keesokan Harinya
@School
“Jiyeon-ah! Kudengar yang
membuat Minhomu babak belur itu sahabatmu sendiri, Chunji.” Kata Jieun. Murid
yang selalu update tentang hal-hal yang paling hot di sekolah.
“Jinjjayo? Kau dapat kabar dari
mana?” Jiyeon terlihat kaget sekaligus tidak percaya. Mana mungkin sahabatnya
yang sangat lembut itu memukuli orang sampai babak belur gitu tanpa terluka
sedikitpun?
“Katanya ada yang melihat mereka
bertengkar saat di café”
*Jiyeon POV*
Setelah mendengar kabar dari
Jieun aku langsung buru-buru menuju ke kelas Minho oopa.Disana kudapati dia
sedang berbincang-bincang dengan temannya.
“Oppa, bisa kita bicara
sebentar?” Tanyaku dia mengangguk dan membawaku keluar kelas.
“Ada apa chagi?” Tanyanya.
“Apa…apa benar yang…memukulimu
itu…Chunji?” Tanyaku hati-hati. Dia tersenyum simpul.
“Jadi kau sudah tau?” Dia justru
balik bertanya. Dari kalimat itu tersirat bahwa benar Chunjilah yang
memukulinya. Tapi kenapa?
Karena kurasa aku sudah dapat
jawabannya aku langsung berlari kembali kekelasku dan duduk dibangkuku yang
sudah ada Chunji disebelahnya.
Aku mendekat. Wajahnya terlihan
sendu. Sebenarnya apa yang dia sembunyikan dariku?
“Chunji-ya. Jadi kau yang
memukuli Minho oppa?!!” Tanyaku ketus. Dia memandangku sebentar lalu kembali
menatap jari-jarinya.
“Mian, tapi aku melakukan itu
karena….” Belum selesai Chunji menjelaskan Jiyeon sudah menampar Chunji.
“Aku tidak butuh penjelasan dari
orang kasar sepertimu! Aku membencimu Chunji-ya! Sangat! Jangan pernah kau
campuri urusan kami! Kau tidak tau apa-apa!!!” Bentakku padanya.
“Kau yang sebenarnya tidak tau
apa-apa!!!” Chunji balik membentakku. Dia berubah? Kenapa dia jadi sekasar ini?
Aku hendak menangis,tapi tidak mungkin aku menangis didepannya.
Aku langsung menarik
tasku dan berpindah tempat dibangku yang kosong sebelah bangku kami.
Pulang sekolah
*Jiyeon POV*
“Minho oppa? Ayo pulang.”
Ajakku. Minho oppa langsung merangkulku dan mengajakku ke parkiran tempat
mobilnya. Kami masuk. Saat diperjalanan Minho hanya diam saja. Aku akhirnya
berinisiatif menghilangkan semua
keheningan diantara kami.
“Oppa! Aku sudah tau semua dari
Chunji.” Kataku. Wajah Minho tiba-tiba kaget dan langsung mengerem mendadak.
“Kau sudah tau?” Tanya Minho
oppa seperti ada nada keraguan disana. Aku mengangguk mantab sambil terus
menatap matanya yang bulat hitam itu dalam.
“Chunji yang memukulmu kan? Dia
itu benar-benar kasar sekali. Kenapa dia bisa berubah seperti itu ya?”
Sambungku. Kurasa Minho oppa sepeti lega
mendengar perkataanku barusan. Dia mulai menjaankan mobilnya santai hingga
akhirnya kami sampai dirumahku.
“Oppa mau masuk dulu tidak?”
Tawarku. Dia menggeleng.
“Lain kali saja ya chagi.” Dia
kemudian masuk kembali ke mobilnya.
*Chunji POV*
Kau bahkan tidak mau percaya
padaku. Kau tidak mau mendengar alasanku melakukan itu, Jiyeon? Kenapa kau jadi
begini? Kenapa kau tidak lagi mempercayaiku? Itu semua aku lakukan karena aku
takut melukaimu. Aku takut kau akan sakit hanya karena pria kotor bernama Minho
itu. Aku tidak mau…
“Aku pulang…” Kataku. Tak ada
jawaban. Pasti eomma sedang ada dikantor. Aku langsung masuk ke kamarku dan
langsung merebahkan tubuh lemahku ini ke ranjang.
Aku mengambil HPku yang berada
di seragam sekolahku. Aku memandangi wallpaper HPku. Lebih tepatnya
memperhatiakn yeoja yang tersenyum ceria di sampingku saat itu.
“Kau tidak percaya
padaku lagi??” Entah kenapa hati ini terasa sangat sakit hingga air mataku
mengalir begitu saja. Aku terus menangis *namja kok nangis?* sampai akhirnya
aku tertidur.
*Author POV*
“Chunji-ya! Bolehkah aku duduk
disebelahmu?” Tanya Naeun tiba-tiba. Dia selalu mengejar-ngejar Chunji setelah
hubungan Chunji dan Jiyeon merenggang.
“Ne” Jawab Chunji disertai
anggukan tanpa semangat. Saat itu Jiyeon masuk kelas dan langsung duduk
dibangku sebelah bangkunya biasanya. Karena kini Chunji bersebelahan dengan
Naeun.
Saat sedang konsentrasi
pelajaran tiba-tiba Naeun mengajak Chunji mengobrol. Awalnya Chunji tidak
begitu memperhatikan. Tapi setelah dia melirik kearah Jiyeon,ternyata Jiyeon
sedang mengawasi Chunji.
“Chunji kau pulang naik apa?”
Tanya Naeun. Nggak penting buat dijawab. Tapi untuk member hormat akhirnya dia
menjawab.
“Jalan kaki. Rumahku dekat
dengan sekolah”
“Jinjjayo? Aku juga
jalan kaki. Nanti kita pulang bersama ya?” Naeun berbohong. Chunji hanya
tersenyum kecut. Dia tahu kalau setiap harinya Naeun diantar-jemput oleh mobil
mewah milik ortunya.
Pulang Sekolah
*Jiyeon POV*
Chunji kini pulang bersama Naeun. Sedangkan
Minho oppa? Dia bilang dia ada acara keluarga. Jadi tidak bisa mengantarku
pulang. Kini aku berjalan gontai menuju Rumahku.
Saat hendak menyeberang aku
seperti melihat sosok Minho oppa. Tapi mana mungkin Minho oppa? Dia bilangkan
ada urusan keluarga. Namun rasa penasaranku akhirnya mengalahkan rasa
percayaku. Akhirnya kuputuskan untuk mengikuti Namja yang mirip dengan Minho
oppa.
Aku melihat sosok itu memasuki
café yang cukup sepi. Tanpa basa-basi aku segera mengikutinya masuk ke café.
Belum sempat aku mencari tempat duduk aku sudah dikejutkan dengan pemandangan
yang kurasa tidak mungkin terjadi.
“Minho oppa…”Pekikku dengan
suara lemah. Mereka menghentikan ‘aktivitas’ mereka dan memandang aneh ke
arahku.
Aku mendekati mereka. Memastikan
bahwa namja yang telah berciuman dengan yeoja lain itu Minho atau bukan.
“Minho oppa…Neo?!” Aku tercekat
oleh sosok yang kulihat kini. Jadi dia benar Minho oppa. Jadi dia berselingkuh
dibelakangku?
“Ne.Harusnya kau itu tidak perlu
sok polos jika tidak mau kuselingkuhi seperti ini!!!” Kata Minho oppa dengan
kasar. Mwo? Sok polos? Bagaimana bisa dia mengataiku seperti ini?
Plak!!! Aku langsung menampar
Minho oppa. Sebelum aku pergi aku menyempatkan waktu sebentar untuk mengucapkan
kata itu. PUTUS.
Kini aku berjalan lebih gontai
dari sebelumnya. Mataku benar-benar sembab sekarang. Entah sudah berapa kali
aku mengitari area ini. Aku bingung harus kemana sekarang ini. Kenapa Minho
oppa tega menghianatiku seperti itu? Apa dia sebenarnya sama sekali tidak
menyukaiku dari awal?
To be Continue….
Akhirnya Part 2
selesai… Ini mungkin udah sebulan lebih dari pemost.an FF ini yang part satu.
Tapi aku harap banyak yang sudah menanti keluarnya FF ini. Jangan lupa RCL nya
ya?(Read, Like, Comment)
Jeongmal gomawo udah
mau baca FF gejeku ini. Hahaha…^^. Aku ada planning buat FF baru. Kalo jadi ya
mungkin judulnya TWIN. Tapi FF itu akan aku buat berbeda dari FF lainnya yang
mungkin banyak sekali yang judulnya sama kayak gitu. Bagi yang penasaran tetep
baca terus FF aku ya…
WAHH DAEBAK.. TP CHUNJIX CENGENG BGT YA... TP AK TTP SKA.. JGN LMA2 YA AUTHOR POSTX HEHE
ReplyDeleteiy nih,,,si Chunji cengeng bgd,,
ReplyDeleteChunji : aku dipaksa author,,,!!!
semoga aku bisa cpet...tpi krn ini mau mid semester jdi agak lama...
Ditunggu aj,hehehe