Wednesday, March 28, 2012

FF Can You Feel My Love [Part 2]



Title                      : Can You Feel My Love[Part 2]
Author                  : Desfia a.k.a Fiangel a.k.a Park Chunri
Poster by              : Muthiah Fadhilah
Genre                   : Romance (sedikit sad), Friendship
Cast                      :  - Park Jiyeon
         - Lee Chunji
         - Choi Minho
         - Son Naeun

Semoga ada yang menanti terbitnya FF ini yang part dua. Kalo ada gomawo,,,^^
Lagi BETE berat sama tugas sekolah. Kadang kerasa ringan banget, tapi lebih sering ngerasa beratnya dibanding ringannya. Ayo capa yang mau namanya tercetak disejarah. Aku kasih saran deh, mending ciptain alat buat foto copy jahitan. Ntar penguji cobanya aku.haha ^^ *Abaikan
Ini FF Murni pemikiran author. Tidak memplagiat dan tidak boleh dipalgiat #siapa yang mau plagiat FF jelek kayak gini? *Abaikan
Bingung mau nulis curcol apa lgi…. Jangan lupa tinggalkan jejaknya,,Read, Like, Comment.

Happy reading
*Chunji POV*
“Tumben kau tidak bersama yeoja yang selalu mengekor denganmu itu.” Kata Naeun dengan nada sedikit tidak suka. Aku mengernyitkan alisku tanda tak mengerti.
“Siapa yang kau maksud? Jika yang kau maksud Jiyeon…. Dia sedang ada urusan.” Jawabku dengan nada ketus. Ada rasa sakit ketika menyebut nama Jiyeon. Yeoja yang sudah lama kusuka. Tapi sekarang nyatanya ia malah sudah menjadi kekasih orang lain.
Sebenarnya aku ini bodoh atau tolol sih? Kenapa aku bisa mendapat rangking 2 pararel tapi tidak bisa mendapat hati yeoja yang kusuka??? Apa aku kurang tampan dari Minho? Sepertinya iya. Kalau begitu kuganti pertanyaanya. Apa aku kurang imut, baik, pintar, dan perhatian dibanding Minho?

*Skip Pulang Sekolah*
                “Jiyeon-ah ayo kita pulang.” Ajakku. Jiyeon menatapku sekilas lalu kembali merapikan buku-bukunya yang berserakan di atas meja. Setelah selesai dia mendekatiku.
                “Kajja!”
                “Chagi!!! Ayo kita pulang bersama. Aku mau mengajakmu  ke suatu tempat.” Tiba-tiba saja Minho dating dan langsung merebut Jiyeon dariku. Jiyeon hanya menunduk dan pasrah dengan ajakan Minho yang terkesan memaksa.
                Ya!!! Minho… Awas saja kalau kau melukai yeojaku. Akan kukubur hidup-hidup kamu. #emangnya berani?
*Author POV* 
“Pulang tanpa Jiyeon rasanya seperti sayur tanpa garam. Sepi dan terasa hambar.”Gumam Chunji disepanjang perjalanan pulangnya. Entah sudah berapa kali ia mengucapkan kalimat yang sama hingga akhirnya dia sampai dirumah.
“Nawasseo….” Tanpa babibu Chunji langsung berjalan cepat kekamarnya. Tanpa peduli diperhatikan oleh ibunya sedari tadi.
“Apa namja boleh menangis abeoji?” Tanya Chunji pada sebuah foto yang indah dihiasi figura. Ya, itu foto ayah Chunji. Ayahnya seudah meninggal sejak Chunji masih SD kelas 4.  Saat itu Chunji benar-benar seperti anak bisu yang tidak mau berbicara sepatah katapun pada siapapun termasuk sahabat kecilnya, Jiyeon. Tapi suatu saat Jiyeon berusaha supaya Chunji mau membuka mulutnya lagi dan usahanya berhasil meski pernah mengalami kegagalan berkali-kali. Dan mulai saat itu Chunji mulai memiliki perasaan yang saat itu belum dia ketahui namanya. Tapi sekarang… Dia tau apa itu, Cinta.
“Huhuhu…  :’(“ Chunji menangis sesengukan sambil terus memandangi foto ayahnya. Perasaan sakit ketika kehilangan orang yang disayangi kembali menyeruak menghampiri dirinya.
“Abeoji. Mian aku menangis. Aku tidak sanggup bila tidak menangis seperti ini. Ini terlalu menyakitkan abeoji. Bahkan ini jauh lebih sakit. Abeoji… ijinkan aku menangis….” Chunji terus meraung-raung. Hatinya benar-benar kacau seperti ucapannya yang sangat tidak beraturan karena nafasnya yang putus-putus karena isakannya.
Tok…Tok…Tok…
“Chunji-ya! Apa kau baik-baik saja?” Eommanya Chunji bertanya dari luar kamarnya. Lama tidak ada jawaban. Akhirnya eommanya masuk ke dalam kamar Chunji.
“Kenapa kau menangis Chunji-ya. Bukankah kau sudah berjanji pada appamu tidak akan menangis?”
“Eomma…. Eomma… aku sangat menyayangimu eomma. Jebal jangan tinggalkan aku seperti yang lainnya yang pergi meninggalkanku.”
“Siapa yang kau maksud?”
“Jiyeon eomma. Dia semakin jauh dariku setelah dia berpacaran dengan Minho, sunbae kami.”
“Tenanglah… Lupakan Jiyeon. Mungkin dia memang hanya ditugaskan oleh tuhan untuk menjadi sahabatmu dan pelindungmu Chunji. Bukan sebagai pendamping hidupmu selamanya.” Kata eomma Chunji bijak.
“Eomma…Bisakah aku mengubah takdirku? Aku tidak suka dengan keadaan seperti ini!”
“Takdirmu sesuai dengan usahamu Chunji.”
“Ne. Gomawo eomma” Chunji mulai menghapus air matanya dengan sedikit kasar. Dia sedikit merasa malu karena telah menangis dihadapan seorang yeoja, walau itu hanya ibunya.
Keesokan harinya
*Author POV*
                “Chunji-ya! Kemarin aku berkeliling di sebuah taman bersama Minho oppa. Benar-benar indah. Kau biasanya kan suka tempat-tempat indah, kapan-kapan aku akan mengajakmu kesana!!!” Jiyeo bercerita dengan semangat. Tapi tidak dengan si pendengar, Chunji.
                “Mmm… Ne” Chunji hanya menjawab dengan malas-malas. Dia masih setia memandangi bukunya yang sangat tebal.
                “Ya! Kau ini kenapa jadi sepelit itu dalam berbicara? Biasanyakan kau cerewet?”
                “Mian,aku sedang tidak ingin ribut”
                “Kau aneh” Gumam Jiyeon pelan.
@Chunji’s House
*Chunji POV*
                Appa…ini sudah dekat. 1 hari lagi. Kau pasti rindu padaku.
                “Chunji-ya! Besok  temani eomma ke makan app ,ne?” Teriak eomma dari luar kamar.
                “Ne”Jawabku dengan sedikit brteriak agar eomma mendengarnya. Besok hari minggu. Benar-benar beruntung aku. Aku bisa kembali melepas rindu dengan appa tanpa harus setelah pulang sekolah.
@Jiyeon’s House
*Jiyeon POV*
                Kenapa sikap Chunji jadi berubah ya? Apa sudah hamper waktunya? Aku langsung berlari mendekati kalender mejaku.
                Benar! Besok! Pantas saja sikapnya jadi berubah dingin seperti itu. Ahjussi, kau pasti rindu padaku.hehe aku janji akan mengunjungimu besok.
Keesokan Harinya @Pemakaman
*Author POV*
                Sekarang sedang berdiri seorang yeoja dengan rambut panjang yang digerai, mini dress warna putih susu, menghadap sebuah gundukan, makam. Matanya berkaca-kaca ketika mengingat semua kebaikan orang yang kini sudah tenang di alam lain.
                “Ahjussi…Bogoshipoyo. Ahjussi jahat sekali. Sekarang Chunji selalu berubah tiap menjelang hari perigatan kematianmu ahjussi. Eotte?aku sudah berusaha. Dia selalu ceria dihari lain kecuali hari-hari menjelang tanggal ini” Jiyeon mulai meneteskan air matanya sambil mengeratkan pegangannya pada sebuket bunga lily putih yang masih berada digenggamannya.
                “Mian ahjussi, Aku akan berusaha untuk membuat Chunji selalu bahagia seperti yang kau harapkan. Jeongmal mian ahjussi. “ Jiyeon meletakkan bunga itu di dekat nisan.
                “Annyeong ahjussi. Jangan rindu padaku, Ne?” Jiyeon mulai menghapus air matanya dan berangjak meninggalkan tempat menyedihkan itu.
                “Chunji ayo cepat. Nanti keburu hujan!” Eomma Chunji menyemangati Chunji yang bersikap lambat hari ini.
                “Ayo eomma!” Chunji akhirnya menggandeng tangan eommanya sambil membawa sebuket bunga lily. Bunga favorit appanya.
                “Lho? Kok sudah ada bunga lily putih? Apa ada yang kesini sebelumnya? Atau mungkin ada orang salah makam?” Tanya Eommanya Chunji pada Chunji. Chunji tidak menjawab dengan suara, dia hanya mengangkat kedua bahunya yang menandakan ia tidak tau.
                “Apa Jiyeon yang kesini?” Tanya eomma Chunji lagi. Chunji tampak kaget dan sedetik kemudian dia berpura-pura tidak terkejut dengan pertanyaan eommanya.
                Apa benar Jiyeon datang kesini tadi?’ Batin Chunji.
@Chunji’s House
                “Eomma… Aku boleh ijin pergi jalan-jalan sebntar tidak?” Chunji meminta izin pada ibunya yang kebetulan ada dirumah. Ibunya hanya mengangguk. Dan Chunji segera meluncur keluar rumah. Melewati jalan-jalan yang ramai tanpa tau sebenarnya dia ingin pergi kemana.
                Saat sedang berniat menyebrang Chunji melihat siluet Minho, namjachingu Jiyeon (Baca Part 1). Minho sedang menggandeng tangan yeoja dengan mesra. Sesekali dia menciumi tangannya. Chunji  tertarik untuk mengikuti mereka lebih jauh lagi.
                Ternyata mereka masuk ke sebuah Café yang sukup sepi. Mereka masuk tanpa melepaskan genggaman mereka sedikitpun. Muncul banyak pertanyaan tentang siapa yeoja yang bersama Minho itu berkecamuk di pikiran  Chunji.
                Perlahan tapi pasti Chunji masuk ke café. Dia mencari tempat yang tidak mudah terlihat oleh Minho dan yeojanya itu. Chunji terus memperhatikan setiap gerak-gerik Minho. Awalnya mereka terlihat biasa saja namun lama-lama mereka terlihat semakin mesra. Bahkan Minho sempat mencium yeoja tadi.
                Bug!!!
                Chunji dating menghampiri Minho dan langsung meninju pipinya. Entah setan apa yang telah merubah sikap Chunji secara tiba-tiba dari yang biasanya lembut seperti yeoja menjadi sedikit bringas.
                “Kenapa kau melakukan ini pada Jiyeon?!! Kau tidak sadar sikapmu ini menyakiti hatinya? Eoh?!!!” Bentak Chunji.
                “Hahaha… Kau terlihat beda Chunji-ya!” Minho malah tersenyum kecut .
                BUG!!! Lagi-lagi Chunji meninju  Minho kali ini lebih kuat. Hingga dari ujung bibir Minho keluar darah segar yang mengalir.
                “Kau itu terlihat seperti orang bodoh! Jiyeon itu tidak seperti yeoja-yeoja yang sering kukencani. Aku bosan dengan sikapnya yang selalu menjaga jarak. Dia itu yeojaku! Tapi  aku belum bisa memilikinya seutuhnya!!!”
                Bug!!! Untuk ketiga kalinya Chunji meninju Minho kali ini di pipi dekat matanya. Hingga membekas warna biru di sekitar area tinjuan Chunji.
                “Jiyeon itu orang baik-baik!!! Jangan kau mengotorinya!! Jangan buat dia menangis!!! Karena dia sama sekali tidak pantas mendapatkan pria kotor sepertimu!!!” Chunji langsung pergi meninggalkan lokasi kejadian perkara.
Keesokan Harinya
@School
*Jiyeon POV*
                Hari ini aku belum melihat batang hidung Minho oppa. Ada yang bilang dia tidak masuk sekolah karena sakit. Karena terlalu khawatir, pulang sekolah ini rencananya aku akan menjenguknya di apartemennya.
Teng…Teng…Teng…
Akhirnya bel pulang berbunyi juga.
                “Chunji-ya! Kau pulang sendiri saja aku masih ada urusan sebentar” Kataku. Chunji hanya mengangguk dan berjalan keluar dengan wajah yang sedikit sedih.
@Minho’s Apartement
*Author POV*
                “Oppa…kau tidak apa-apa? Kenapa wajahmu babak belur begini?” Tanya Jiyeon panic saat melihat kondisi namjachingunya yang mengenaskan.
                “Gwaenchanhayo…Ini hanya luka sedikit. Sebentar lagi pasti sembuh, Chagi” Sahut Minho.
                “Bagaimana bisa ada yang tega memukuli orang sepertimu?”
                “Sepertiku? Apanya? Aku tampan ya?” Goda Minho. Pipi Jiyeon langsung memerah.
                “Tentu saja! Oppa itu sangat tampan. Makannya aku mau sama oppa.hehe”
                “Kira-kira kapan oppa akan masuk sekolah?” Sambung Jiyeon. Minho terlihat berpikir sejenak.
                “Mungkin besok chagi. Wae? Kau merindukanku ya?” Lagi-lagi Mihno merayu Jiyeon.
                “Oppa kau ini…”
Keesokan Harinya @School
                “Jiyeon-ah! Kudengar yang membuat Minhomu babak belur itu sahabatmu sendiri, Chunji.” Kata Jieun. Murid yang selalu update tentang hal-hal yang paling hot di sekolah.
                “Jinjjayo? Kau dapat kabar dari mana?” Jiyeon terlihat kaget sekaligus tidak percaya. Mana mungkin sahabatnya yang sangat lembut itu memukuli orang sampai babak belur gitu tanpa terluka sedikitpun?
                “Katanya ada yang melihat mereka bertengkar saat di café”
*Jiyeon POV*
                Setelah mendengar kabar dari Jieun aku langsung buru-buru menuju ke kelas Minho oopa.Disana kudapati dia sedang berbincang-bincang dengan temannya.
                “Oppa, bisa kita bicara sebentar?” Tanyaku dia mengangguk dan membawaku keluar kelas.
                “Ada apa chagi?” Tanyanya.
                “Apa…apa benar yang…memukulimu itu…Chunji?” Tanyaku hati-hati. Dia tersenyum simpul.
                “Jadi kau sudah tau?” Dia justru balik bertanya. Dari kalimat itu tersirat bahwa benar Chunjilah yang memukulinya. Tapi kenapa?
                Karena kurasa aku sudah dapat jawabannya aku langsung berlari kembali kekelasku dan duduk dibangkuku yang sudah ada Chunji disebelahnya.
                Aku mendekat. Wajahnya terlihan sendu. Sebenarnya apa yang dia sembunyikan dariku?
                “Chunji-ya. Jadi kau yang memukuli Minho oppa?!!” Tanyaku ketus. Dia memandangku sebentar lalu kembali menatap jari-jarinya.
                “Mian, tapi aku melakukan itu karena….” Belum selesai Chunji menjelaskan Jiyeon sudah menampar Chunji.
                “Aku tidak butuh penjelasan dari orang kasar sepertimu! Aku membencimu Chunji-ya! Sangat! Jangan pernah kau campuri urusan kami! Kau tidak tau apa-apa!!!” Bentakku padanya.
                “Kau yang sebenarnya tidak tau apa-apa!!!” Chunji balik membentakku. Dia berubah? Kenapa dia jadi sekasar ini? Aku hendak menangis,tapi tidak mungkin aku menangis didepannya.
                Aku langsung menarik tasku dan berpindah tempat dibangku yang kosong sebelah bangku kami.
Pulang sekolah
*Jiyeon POV*
                “Minho oppa? Ayo pulang.” Ajakku. Minho oppa langsung merangkulku dan mengajakku ke parkiran tempat mobilnya. Kami masuk. Saat diperjalanan Minho hanya diam saja. Aku akhirnya berinisiatif menghilangkan semua  keheningan diantara kami.
                “Oppa! Aku sudah tau semua dari Chunji.” Kataku. Wajah Minho tiba-tiba kaget dan langsung mengerem mendadak.
                “Kau sudah tau?” Tanya Minho oppa seperti ada nada keraguan disana. Aku mengangguk mantab sambil terus menatap matanya yang bulat hitam itu dalam.
                “Chunji yang memukulmu kan? Dia itu benar-benar kasar sekali. Kenapa dia bisa berubah seperti itu ya?” Sambungku.  Kurasa Minho oppa sepeti lega mendengar perkataanku barusan. Dia mulai menjaankan mobilnya santai hingga akhirnya kami sampai dirumahku.
                “Oppa mau masuk dulu tidak?” Tawarku. Dia menggeleng.
                “Lain kali saja ya chagi.” Dia kemudian masuk kembali ke mobilnya.
*Chunji POV*
                Kau bahkan tidak mau percaya padaku. Kau tidak mau mendengar alasanku melakukan itu, Jiyeon? Kenapa kau jadi begini? Kenapa kau tidak lagi mempercayaiku? Itu semua aku lakukan karena aku takut melukaimu. Aku takut kau akan sakit hanya karena pria kotor bernama Minho itu. Aku tidak mau…
                “Aku pulang…” Kataku. Tak ada jawaban. Pasti eomma sedang ada dikantor. Aku langsung masuk ke kamarku dan langsung merebahkan tubuh lemahku ini ke ranjang.
                Aku mengambil HPku yang berada di seragam sekolahku. Aku memandangi wallpaper HPku. Lebih tepatnya memperhatiakn yeoja yang tersenyum ceria di sampingku saat itu.
                “Kau tidak percaya padaku lagi??” Entah kenapa hati ini terasa sangat sakit hingga air mataku mengalir begitu saja. Aku terus menangis *namja kok nangis?* sampai akhirnya aku tertidur.
*Author POV*
                “Chunji-ya! Bolehkah aku duduk disebelahmu?” Tanya Naeun tiba-tiba. Dia selalu mengejar-ngejar Chunji setelah hubungan Chunji dan Jiyeon merenggang.
                “Ne” Jawab Chunji disertai anggukan tanpa semangat. Saat itu Jiyeon masuk kelas dan langsung duduk dibangku sebelah bangkunya biasanya. Karena kini Chunji bersebelahan dengan Naeun.
                Saat sedang konsentrasi pelajaran tiba-tiba Naeun mengajak Chunji mengobrol. Awalnya Chunji tidak begitu memperhatikan. Tapi setelah dia melirik kearah Jiyeon,ternyata Jiyeon sedang mengawasi Chunji.
                “Chunji kau pulang naik apa?” Tanya Naeun. Nggak penting buat dijawab. Tapi untuk member hormat akhirnya dia menjawab.
                “Jalan kaki. Rumahku dekat dengan sekolah”
                “Jinjjayo? Aku juga jalan kaki. Nanti kita pulang bersama ya?” Naeun berbohong. Chunji hanya tersenyum kecut. Dia tahu kalau setiap harinya Naeun diantar-jemput oleh mobil mewah milik ortunya.
Pulang Sekolah
*Jiyeon POV*
                 Chunji kini pulang bersama Naeun. Sedangkan Minho oppa? Dia bilang dia ada acara keluarga. Jadi tidak bisa mengantarku pulang. Kini aku berjalan gontai menuju Rumahku.
                Saat hendak menyeberang aku seperti melihat sosok Minho oppa. Tapi mana mungkin Minho oppa? Dia bilangkan ada urusan keluarga. Namun rasa penasaranku akhirnya mengalahkan rasa percayaku. Akhirnya kuputuskan untuk mengikuti Namja yang mirip dengan Minho oppa.
                Aku melihat sosok itu memasuki café yang cukup sepi. Tanpa basa-basi aku segera mengikutinya masuk ke café. Belum sempat aku mencari tempat duduk aku sudah dikejutkan dengan pemandangan yang kurasa tidak mungkin terjadi.
                “Minho oppa…”Pekikku dengan suara lemah. Mereka menghentikan ‘aktivitas’ mereka dan memandang aneh ke arahku.
                Aku mendekati mereka. Memastikan bahwa namja yang telah berciuman dengan yeoja lain itu Minho atau bukan.
                “Minho oppa…Neo?!” Aku tercekat oleh sosok yang kulihat kini. Jadi dia benar Minho oppa. Jadi dia berselingkuh dibelakangku?
               “Ne.Harusnya kau itu tidak perlu sok polos jika tidak mau kuselingkuhi seperti ini!!!” Kata Minho oppa dengan kasar. Mwo? Sok polos? Bagaimana bisa dia mengataiku seperti ini?
                Plak!!! Aku langsung menampar Minho oppa. Sebelum aku pergi aku menyempatkan waktu sebentar untuk mengucapkan kata itu. PUTUS.
                Kini aku berjalan lebih gontai dari sebelumnya. Mataku benar-benar sembab sekarang. Entah sudah berapa kali aku mengitari area ini. Aku bingung harus kemana sekarang ini. Kenapa Minho oppa tega menghianatiku seperti itu? Apa dia sebenarnya sama sekali tidak menyukaiku dari awal?

To be Continue….
Akhirnya Part 2 selesai… Ini mungkin udah sebulan lebih dari pemost.an FF ini yang part satu. Tapi aku harap banyak yang sudah menanti keluarnya FF ini. Jangan lupa RCL nya ya?(Read, Like, Comment)
Jeongmal gomawo udah mau baca FF gejeku ini. Hahaha…^^. Aku ada planning buat FF baru. Kalo jadi ya mungkin judulnya TWIN. Tapi FF itu akan aku buat berbeda dari FF lainnya yang mungkin banyak sekali yang judulnya sama kayak gitu. Bagi yang penasaran tetep baca terus FF aku ya…

2 comments:

  1. WAHH DAEBAK.. TP CHUNJIX CENGENG BGT YA... TP AK TTP SKA.. JGN LMA2 YA AUTHOR POSTX HEHE

    ReplyDelete
  2. iy nih,,,si Chunji cengeng bgd,,
    Chunji : aku dipaksa author,,,!!!

    semoga aku bisa cpet...tpi krn ini mau mid semester jdi agak lama...
    Ditunggu aj,hehehe

    ReplyDelete