Thursday, March 22, 2012

FF Happiness is Too Late (Oneshoot)



Title     : Happiness is Too Late
Cast     : - Park Jiyeon (T-ara)
  - Park Sanghyun (MBLAQ)
              - Kim Myungsoo (Infinite)
              - Lee Jieun (IU)
  - Jang Wooyoung (2PM)
Genre  : Romance, Friendship

            Author balik lagi ama FF baru bawaan saya, Mungkin ceritanya agak geje,,,
Makannya dibaca trus silahkan tulis saran anda di bawah berupa komentar,hehe #maksa
Mian kalau masih banyak bertebaran TYPO,,, Berhati-hatilah… FF ini penuh dengan keanehan!!!
Tanpa banyak cingcong seperti biasa…. Langsung aja di baca, monggo2

Happy Reading
When I was sick you’ll come through your smile that’s brings happiness
*Author POV*
“Oppa! Saranghae” Teriak seorang yeoja sambil terus berdiri di atap sekolah. Matanya berkaca-kaca. Raut wajahnya tampak sangat tersiksa dengan perasaannya saat itu.
“Oppa! Myungsoo Oppa!!! Kau itu jahat sekali! Kau tahu kan kalau aku ini menyukaimu! Tapi kenapa kamu malah memutuskanku tanpa sebab seperti ini? Apa aku kurang cantik, Hah???” Air matanya kini sudah berhasil mengalir membasahi kedua pipinya yang mulus.

“Kau ini cerewet sekali sih! Kalau ingin rebut jangan di kawasanku!!” Tiba-tiba muncul sesosok namja dengan mata yang menatap tajam dan sinis kearah yeoja tadi.
“Kau ini jadi namja pelit sekali! Masak pinjem tempat sebentar nggak boleh” Yeoja itu tetep ngeyel pengin stay di tempatnya saat ini.
“Biarin aja…. Yang penting ini tempatku!!! Kalau mau nangis jangan disini!” Sahut namja itu tanpa menatap yeoja tadi.
“Pelit!!! Kalau begitu aku menangis ditempat lain saja!” Yeoja itu berjalan pelan mendekat kearah namja tadi. Makin dekat dan saat tubuhnya sudah sejajar dengannya yeoja itu menyandarkan kepalanya di bahu namja tadi.
“Yak!!! Apa yang kau lakukan! Minggir sana!” Namja itu berontak tapi tanpa bergerak sedikitpun. Taku-takut membuat yeoja yang sedang bersandar di bahunya jatuh.Seolah-olah dia mengijinkan yeoja itu untuk tetap seperti itu.
“Aku kan sudah pindah tempat untuk menangis. Aku sudah malas berpindah tempat lagi. Jadi diamlah dan biarkan seperti ini.”Yeoja itu berkata dengan sedikit terisak. Air matanya masih mengalir walau tidak sederas yang tadi. Namja disebelahnya menoleh sedikit kearah yeoja yang semena-mena bersandar dibahunya itu.
“Seharusnya kau itu tidak secerewet ini!!! Pantas saja namja chingumu memutuskanmu!” Namja itu berkata sinis tapi kali ini lebih lembut dari sebelumnya.
“Ne. Gomawo atas nasihatnya.” Yeoja itu berusaha mengusap air matanya kasar. Tiba-tiba tangan namja tadi menghentikan aktivitasnya untuk sejenak.
“Kau ini kasar sekali pada tubuhmu sendiri. Harusnya kau bisa bersikap sedikit lebih lembut dan menjaga tubuhmu dengan baik.” Namja itu membantu megusap air mata yeoja itu dengan lembut. Lembut sekali.
Deg!!! Keduanya merasa ada yang bermasalah pada kerja jantungnya. Jantung mereka berdetak lebih cepat dari biasanya.
“Mianhae.” Namja tadi meminta maaf pada yeoja tadi karena telah lancing mengusap airmatanya.
“Gwaenchanha… Gomawo. Na Kalke” Yeoja itu tersenyum tipis lalu beranjak meninggalkan namja itu. Namja itu masih setia menatap kea rah perginya yeoja tadi.
“Yeoppo!!” Pekik namja tadi. Dia mengamati tangannya yang tadi ia gunakan untuk mengusap air mata yeoja tadi.
Deg!! Jantungnya berdetak cepat lagi.
‘Apa ini???’ Batin namja itu lalu hanya menatap kosong kearah langit yang sudah mulai gelap.

Keesokan Harinya…
*Jiyeon POV*
            “Jiyeon-ah!!! Palli, nanti kita bisa telat ngeliat latihan basketnya.” Kata Jieun sambil menarik tanganku untuk mengikutinya. Aku berhenti.
            “Aku malas melihat latihan basket. Kau sudah tau kan kalau aku ini sudah putus dengan Myungsoo oppa!” Jieun menunduk sebentar. Memang apa hubungan latihan basket dengan myungsoo? Myungsoo itu kapten tim basket sekolah, jadi secara tidak langsung kalau aku melihat latihan basket itu sama artinya dengan aku melihat Myungsoo.
            “Mian, tapi dulu saat kau masih dengan Myungsoo aku kan selalu kau jadikan obat nyamuk yang mengantarkanmu ke lapangan basket. Masak sekarang kau tidak mau balas budi pada temanmu yang satu ini sih???” Jieun mulai menunjukkan puppy eyes nya.
            “Baiklah… Aku akan menemanimu melihat latihan basket itu untuk membalas semua kebaikanmu.” Kataku menyerah juga. Aku tidak mau mengecewakan sahabatku yang satu ini, walau terkadang dia sangat menjengkelkan.
            “Jinjja? Gomawoyo jiyeon-ah!!! Ini baru yang namanya jiyeon, sahabat terbaikku. Hehe” Dia tertawa kecil lalu menyeretku ke lapangan basket sekolah.
            Saat sampai aku melihat sedikit sosok myungsoo. Dia benar-benar tidak mencintaiku lagi. Terlihat dia beberapa kali membuang mukanya ketika mata kami saling beradu pandang.
            Saat latihan selesai Jieun langsung menyeretku kembali untuk mendekat kea rah wooyoung. Baru kemarin wooyoung dan jieun jadian. Tapi mereka benar-benar sangat cocok dan romantis.
            “Oppa kau itu sungguh keren! Walaupun kau tidak memasukkan bola sama sekali. Hehe…” Jieun tertawa renyah yang ditanggapi oleh wooyoung dengan mengecak poni jieun yang tadinya tertata rapi.
            “Yang penting aku bias memasukkanmu ke dalam jurang cintaku. Hahahaha….” Wooyoung mulai gombal. “Ish… oppa gombal” kulihat Jieun mengerucutkan bibirnya. Benar-benar pasangan yang lucu. Aku iri pada mereka.
            “Eheemmm,,, Kalian melupakanku kawan.” Kataku yang sudah mulai muak melihat kemesraan mereka berdua. Aku iri.
            “Eh jiyeon. Kudengar kau sudah putus dengan myungsoo ya?” Tanya wooyoung yang membuatku sedikit sakit. Perih jika mengingat hal itu. Aku hanya mengangguk.
            “Di tim kami ada anggota baru. Baru masuk saja fansnya sudah segudang” sambungnya.
            “Jinjjayo?” Tanyaku dengan nada tak percaya. Hebat sekali ada namja yang langsung menarik banyak perhatian yeoja saat pertama kali masuk tim basket.
            “Tunggu sebentar. Akan aku kenalkan kau dengannya.” Wooyoung menjauh dariku dan jieun. Beberapa saat kemudian dia sudah kembali bersama seorang namja yang berada di belakangnya. Siapa dia? Kenapa aku seperti mengenalnya?
            “Jiyeon, ini dia yang tadi kumaksud. Namanya Sanghyun.” Wooyoung memperkenalkan dia padaku.
            “Annyeong, Jiyeon imnida. Park Jiyeon.” Aku mengulurkan tanganku sambil tersenyum Dia membalas uluran tanganku.
            “Sanghyun. Park Sanghyun.”
            “Kalau kalian sudah saling mengenal, sekarang aku dan jieun pergi dulu ya? Bye..” Wooyoung meninggalkan kami berdua. Dia menatapku sebentar lalu tersenyum lagi.
            “Tidak kusangka kalau kita bisa bertemu lagi.” Seketika itu juga aku kaget mendengar kata-katanya. Bertemu lagi? Berarti benar aku mengenalnya sebelumnya. Tapi siapa? Dan kapan dia muncul di kehidupanku?
            “Baru kemarin kau sudah melupakanku ya? Dasar tukang pencuri bahu orang.” Katanya. Deg!!! Jadi…
            “Ya!!! Neo….”Aku memukul pelan bahunya. Tapi entah kenapa rasanya benar-benar nyaman jika aku berada didekatnya.
            “Apho…” Ucapnya dengan nada manja. Aku terkekeh melihatnya. Dia begitu imut. Bahkan keimutannya itu mengalahkan para yeoja.hehehe
            “Bagaimana bias kamu masuk tim basket?” Tanyaku mengalihkan topic pembicaraan. Dia tersenyum sekilas kemudian mulai menjawabnya.
            “Molla, Kemarin tiba-tiba pelatih menyuruhku untuk bergabung dengan tim basket.” Kalimatnya hanya kujawab dengan OH ria. Saat hening mulai dating aku menangkap gelagat myungsoo oppa yang sedang berduaan dengan seorang yeoja yang menurutku tidak begitu cantik.
            “Jadi dia myungsoo yang kau maksud? Tanyanya. Apa dia mengamatiku yang sedang ,elihat kearah myungsoo oppa?
            “Eum…ne” Jawabku singkat lalu kembali memperhatikan myungsoo lagi. Bisa kulihat dari sudut mataku bahwa dia mengikuti arah pandangku.
            “Kau terlalu baik dan cantik untuk namja sepertinya” Katanya tanpa mengalihkan pandangannya pada Myungsoo. Sontak aku melihat kearahnya. Lalu tersenyum sekilas.
            “Ne. Aku tahu itu. Aku tahu aku cantik dan juga baik. Makannya aku bingung, bagaimana bias dia memutuskan yeoja cantik sepertiku?” Jawabku kepede-an.
            “Aku tau alasannya. Pasti karena kau itu terlalu PeDe!!!hahaha…” Dia tertawa renyah. Sungguh ketika aku melihatnya tersenyum dan tertawa hatiku terasa sejuk.
            “Ya! Tapi aku memang benar-benar cantikkan?” Tanyaku menggodanya. Dia menggeleng cepat.
            “Tapi kau tadi bilang seperti itu” Dia kembali menatapku. Tapi kali ini dengan tatapan penuh kemenangan.
            “Aku hanya bohong. Kalau aku bilang kau jelek terus kau menangis bias-bisa bahuku jadi korbanmu lagi?!” Pletak!!! Sebuah pukulan dariku mendarat dikepalanya dengan mulus.
            “Itu kan hanya pengaruh aku terlalu sedih, Argh… sudahlah jangan bahas masalah itu lagi.
*Skip Pelajaran- selesai*
            “Ayo kita ke lapangan sekarang,kajja!” Ajak Jieun, kali ini tak ada sedikitpun penolakan terlontar dari bibirku.
            “Eh, tunggu sebentar ya. Aku mau beli minum untuk wooyoung oppa. Pasti dia sangat kelelahan setelah seharian latihan.” Jieun berlari kecil kearah mesin tembat minuman kaleng Aku mengikutinya dan mengambil 2 botol orange juice.
            “Kenapa kau beli 2? Untuk siapa? Sanghyun ya? Apa kau mulai menyukainya?” Tanya Jieun dengan penuh selidik.
            “Siapa bilang ini untuknya. Aku tidak menyukainya kok”Entah kenapa rasanya keringat dingin langsung mengalir deras dari kulitku saat dia bertanya seperti itu.
            “Jelas-jelas itu terlihat dari sorot matamu.” Jieun memanyunkan bibirnya. Begitu bahagiakah dia jika aku akan jatuh cinta pada Sanghyun. Ish… yang benar saja. Mana mungkin aku jatuh cinta pada namja pelit sepertinya.
            “Ah sudahlah… Ayo cepat ke lapangan. Nanti keburu latihannya selesai.” Tanpa menunggu jawaban darinya, aku langsung menariknya menuju lapangan.
            Saat sudah sampai dilapangan Jieun langsung berlari kearah Wooyoung. Lagi-lagi aku harus ditinggalnya. Aku melihat ke kanan dan kekiri siapa tau ada Sanghyun. Itu dia. Sanghyun sedang dikelilingi fangirlnya yang segudang itu. Mereka semua membawa minuman dan semuanya juga diterima dengan baik oleh Sanghyun. Benar-benar rakus…
            “Ya! Jiyeon-ah tolong bantu aku membawa ini semua” Suara sanghyun membuyarkan pikiranku tentang kerakusannya.
            “Aish… Kau ini merepotkan saja! Siapa suruh menerima semua minuman dari mereka.” Aku langsung menagmbil beberapa minuman dari tangannya. Dia hanya tersenyum manis seolah berkata ‘Gomawo’
            “Aku hanya ingin menghargai perhatian mereka saja kok. Tidak perlu cemburu seperti itu” Mwo? Cemburu? Dia ini benar-benar mengada-ada.
            “Ya! Siapa yang cemburu? A…a…a…aku …aku tidak kok!” Jawabku diselimuti dengan kegugupan yang luar biasa.
            “Huh… Bisa kembung aku kalo meminum semuanya” Fiuh… Untung dia mengalihkan pembicaraan. Jika tidak aku bias mati berdiri dibuatnya.
            “Ne. Aku yakin itu” Aku mendukung ucapannya. Dengan minuman yang sebanyak ini pasti perutnya akan sangat kembung.
            “Kalau aku hanya meminum salah satu darinya apa mereka akan marah?” Dia meminta pertimbanganku. Benar-benar namja yang sangat sopan.
            “Tentu saja. Mereka akan berpikir kau tidak adil” Nasihatku padanya. Dia hanya mengangguk sambil menunjukkan senyum evil nya.
            “Kenapa kau tersenyum seperti itu padaku?” Tanyaku mulai bingung dengan arti senyumannya. Tiba-tiba dia merebut orange juice yang tadi sengaja kubeli untuk kami.
            “Ya! Kenapa kau ambil minumku?” Protesku.
            “Ini memang untukku kan?”
            “Ani, aku sengaja beli dua untukku semua.”
            “Jinjja?”
            “Tentu” Sanghyun langsung membukan kaleng juice itu dan meminumnya.
            “Ya! Kau ini…” Aku memukul pelan kepalanya. Dia mengelusnya tanpa melepaskan bibirnya dari bibir kaleng juice itu.
            “Hehe… ini sangat enak. Gomawo” Dia mulai menampakkan senyum angelicnya. Aigoo… Berhentilah tersenyum seperti itu. Itu membuatku nyaman disisimu.
            “Ish namja pelit dan aneh!” Kataku.
*Myungsoo POV*
            “Ya! Kau ini…” Jiyeon memukul kepala Sanghyun pelan. Kuamati dari hari kehari mereka terlihat semakin dekat. Dan kuakui aku sangat cemburu. Sebenarnya aku masih mencintai Jiyeon. Tapi karena yeoja bernama Krystal itu selalu membuntutiku dan dia dijodohkan denganku akhirnya aku memutuskan Jiyeon dengan penuh ketidakrelaan.
            Dan kini, Sanghyun. Si anak baru di tim basket itu sudah merebut banyak fangirlku dan juga merebut hati Jiyeon.
            “Jiyeon… Bogoshipeo,” Lirihku sambil menghembuskan nafas panjang.
Keesokan Harinya
            “Jieun!! Ayo kita lihat latihan basket” Ajakku dengan semangat 45.
            “Tumben kau mengajakku melihatnya? Apa karena Sanghyun?” Lagi-lagi dia menggodaku.
            “Ya! Aku hanya ingin lihat saja kok. Tidak lebih…” Jawabku menundukkan kepalaku. Menyembunyikan rona merah yang kuyakini sudah merekah di kedua pipiku.
            “Lebih juga tidak apa-apa, Sepertinya dia menyukaimu.”Lagi dan lagi Jieun selalu menggodaku dengan Sanghyun.
            “Ya! Jangan bahas itu!”
            “Ara…Tapi aku masih yakin kalau kamu menyukainya juga. Iya kan???”
            “Ani…ani…ani…ani” Kataku sambil terus berjalan mundur.
Brukk!!!
            “Eh, mianhae” Aku langsung menunduk 900.
            “Gwaenchanha” Suara itu… Bukankah milik…
            “Eh, Myungsoo ssi. Joesonghamnida” Kataku langsung bersikap formal padanya.
            “Ne, Jiyeon-ah. Gwaenchanha” Jawabnya lagi. Aku melihat sekitar. Jieun tidak ada Kemana dia? Pasti sudah duluan ke lapangan.
            “Kalau begitu aku duluan ya. Bye…” Sambil melambaikan tangan dan langsung berlari ke lapangan basket.
Di lapangan Basket.
            “Jiyeon-ah, apa yang dia lakukan padamu?” Tanya Jieun penuh selidik. Aku tau siapa yang jieun maksud dengan kata Dia itu.
            “Eobseo”
            “Jinjja?”
            “Ne. Eh lihat itu!!! Sanghyun mencetak nilai lagi.” Teriakku tiba-tiba saat Sanghyun lagi-lagi berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
            “Huft… Kenapa dia tidak bagi-bagi dengan Wooyoungku?”
            “Hahaha… Hore!!! Sanghyunku lebih hebat dari Wooyoungmu. Ups…” Aduh bagaiman bisa aku berkata seperti tadi. Benar benar memalukan!!!
            “Sanghyunmu? Jadi kau dan Sanghyun…”
            “Aniyo. Aku..aku..aku tidak sengaja bilang seperti itu”
            “Setidaknya kau menyukainya Jiyeon-ah.”
            “Nan molla…”
            Setelah latihan selesai Jieun langsung meluncur kea rah Wooyoung. Aku? Aku melangkah biasa kea rah Sanghyun sambil membawakannya Orange Juice.
            “Sanghyun-ah, Bagaimana bisa kamu mencetak angka banyak sekali?” Tanyaku sambil memberinya kaleng juice tadi. Dia tersenyum sekilas lalu mengambil kaleng itu.
            “Gomawo. Itu mudak kok. Kapan-kapan aku ajari kau mau tidak?” Tawar Sanghyun. Aku jadi ingat masa lalu. Dulu aku selalu merengek agar Myungsoo mengajariku basket. Tapi dia selalu menolak.
            “Ne. Aku dari dulu memang ingin belajar basket. Tapi Myungsoo oppa tidak mau mengajariku.
            “Tenang saja… Nanti pulang sekolah aku akan mengajarimu.”Senyumnya terus merekah seiring dengan tiap kata yang diucapkannya.
______
Pulang Sekolah
*Jiyeon POV*
            “Ya! Harusnya itu tadi masuk jika kau tidak bergerak saat melempar bola.” Sanghyun terlihat benar-benar kecewa karena lagi-lagi aku tidak berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Keringatnya sudah cukup banyak membanjiri tubuhnya yang atletis. Pasti sangat lelah mengajariku main basket. Hehehe… salah siapa dia mau?
            “Mianhae… Aku kan baru belajar saem.”
            “Apa kau bilang? Saem? Setua itukah aku? Hahaha”
            “Ne. Kau itu tua, keriput, juga ubanan. Hehehe” Aku nyengir kuda dan langsung lari sebelum Sanghyun menjitak kepalaku. Dia mengejarku sambil terus berteriak kayak emak-emak nyuruh mandi anaknya.
            “Awas kau! Kalau tertangkap akan kujitak kau”
            Hap!! Omo!!
            Kami berdua jatuh. Lebih tepatnya aku jatuh menimpanya. Dia terlihat menutup matanya lucu.
            Deg!!! Jantungku… Kenapa jadi seperti ini?
*Sanghyun POV*
            “Awas kau! Kalau tertangkap akan kujitak kau” Kataku sambil berlari mengejarnya. Aku hamper dapat…Dapat
            Hap!! Omo!!
            Kami berdua jatuh. Lebih tepatnya dia jatuh menimpaku. Aku langsung menutup matanya malu.
            Deg!!! Jantungku… Kenapa dia selalu bekerja lebih cepat saat Jiyeon ada di dekatku?
            “Kau berat”Kataku. Wajahnya yang tadinya senyum-senyum langsung berubah darstis. Kyeopta.
            “Mwo?!! Ya! Kau ini….” Jiyeon langsung memukul tanganku pelan. Hahaha tingkahnya benar-benar lucu. Ingin rasanya mencubit pipinya. Hahahaha…. Jangan mimpi Sanghyun!!! Ireona!
            “Hehe… Kupikir kau ringan ternyata berat juga” Kataku sedikit meledeknya. Nyatanya memang benar. Dia sedikit berat.
            “Ya! Dasar otak yadong!!!” Jiyeon mulai mengataiku. Aku hanya senyum-senyum evil.
            “Yadong-yadongpun banyak yang suka. Termasuk kamu.Hahaha” Aku sengaja sedikit menggodanya.
            “Kau ini PEDE sekali”
            “Kau kan juga sama PeDenya denganku. Bahkan lebih parah.”
            “Kau pikir PeDe itu penyakit? Pakai parah-parahan segala”
            “Ehem…ehem… Jadi kalian ini pasanganPeDe ya?Hahaha…” Tiba-tiba Wooyoung dan yeojachingunya yang bernama Jieun itu menghampiri kami. Bagaimana bisa mereka masih disekolah saat jam sudah selesai.
            “Aniyo” Jawabku. Eh, lebih tepatnya jawab kami karena aku mengucapkannya bebarengan dengan Jiyeon.
            “Wuhui… Kalian sudah sangat kompak rupanya”
            “Ish… Jinjja!” Lagi aku dan Jiyeon menjawab secara bersamaan dan sama.
            “Tuh kan kompak lagi? Jangan-jangan kalian sudah gladi bersih untuk kekompakan kalian ya?” Tanya Jieun aneh.
            “Terserah kalian sajalah” Lagi…lagi dan lagi. Tuhan kenapa kami bisa jadi sekompak ini?
            “Kupikir kalian benar-benar serasi” Kini ganti Wooyoung yang siap menyelidiki kami. Aku diam, Jiyeon juga.
            “Sudah tidak bisa menjawabkah PeDe couple?” Tanya Jieun dengan nada menggodaku dan Jiyeon. Aku pergi dan sepertinya Jiyeon juga karena aku mendengar teriakan keras Wooyoung.
            “Ya! Kenapa kalian pergi? Ish… Pergi saja kalian bisa begitu kompak. Benar-benar pasangan yang serasi.
Keesokan harinya
@Atap sekolah
*Author POV*
            “Apa benar kita serasi seperti yang Jieun dan Wooyoung katakan?” Tanya Sanghyun sambil terus berjalan mendekati Jiyeon yang sedang berdiri menatap kosong langit.
            “Molla. Padahal kan aku jelas-jelas tidak menyukaimu sama sekali” Jawab Jiyeon enteng.
            Sanghyun diam. Dia langsung menundukkan kepalanya. Entah apa yang sedang ia lakukan. Sampai akhirnya Jiyeon menyadari perubahan sikap Sanghyun.
            “Apa kau sakit?” Tanya Jiyeon dengan nada khawatir. Sanghyun kembali mendongak.
            “Aniyo,gwaenchanha.” Lagi-lagi Sanghyun menunduk.
            “Kau menangis?” Tanya Jiyeon saat menyadari ada sesuatu yang menetes jatuh tepat dipucuk sepatunya.
            “Ani, ini karena… karena ada debu yang masuk ke mataku” Sanghyun mencoba menghapus air matanya. Namun ditahan oleh Jiyeon karena Sanghyun menghapusya dengan kasar.
            “Ya! Dulu kau yang bilang jangan kasar pada diri sendiri. Tapi kenapa kini malah kau yang melakukannya pada dirimu sendiri?” Jiyeon sedikit membentak sambil terus mengusap lembut pipi Sanghyun yang basah.
            “Eh tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri” Sanghyun langsung menjauh dari Jiyeon dan mulai pergi meninggalkannya sendiri di atap sekolah yang sepi.
            “Kenapa dia malah pergi?Apa aku salah?” Batin Jiyeon.
@Sanghyun’s  House
*Sanghyun POV*
            “Kenapa tadi aku menangis? Dari awal harusnya kau tau kalau Jiyeon tak mungkin menyukaimu Sanghyun-ah. Ish… neo jinjja babo cheoreom!!!

@School saat Latihan Basket
*Author POV*          
“Sanghyun-ah ini untukmu”Jiyeon menyerahkan orange juice seperti biasa. Namun kini ada yang tidak biasa.
“Tidak perlu. Aku sudah dapat banyak dari mereka.” Jawab Sanghyun.Jiyeon terhenyak dengan jawaban Sanghyun.
“Kalau begitu nanti pulang sekolah kau mau melatihku lagi main basket kan?” Tanya Jiyeon dengan wajah penuh harap. Dia terlalu khawatir jikalau Sanghyun menjauhinya.
“Mianhae… Aku sedang sibuk” Jawab Sanghyun singkat lalu pergi melewati Jiyeon tanpa ada salam perpisahan.
“Sanghyun-ah!!!” Teriak Jiyeon namun sama sekali tidak digubris oleh sang empunya nama.
“Apa tidak terdengar olehnya?” Guman Jiyeon berpikir positif tentang Sanghyun yang sikapnya luar biasa. Sangat berbeda dengan sifatnya selama ini. Memang dia pelit, tapi dia sama sekali tidak pelit dalam berbicara.
“Annyeong Jiyeon” Sapa seseorang sambil menepuk punggung Jiyeon. Sontak Jiyeon kaget dan menoleh.
‘Apa benar ini dia?’ Batin Jiyeon.
“Myungsoo oppa?!” Pekik Jiyeon dengan nada tidak percaya. Setelah apa yang diperbuatnya ternyata dia masih berani juga menampakkan diri di depan Jiyeon.
“Mian mengganggu. Belakangan ini kuperhatikan kau jadi sering ke lapangan basket. Apa kau merindukanku? Hahaha” Myungsoo tertawa renyah.
“Hahaha…. Mungkin begitu Myungsoo-ssi.Hahaha” Jiyeon tertawa garing. Jiyeon memang orang yang humoris jadi dia sering mengajak bercanda teman-temannya.
“Apa nanti setelah pulang sekolah kau ada acara?”
“Ani. Memang kenapa?”
“Mmm… Ada yang ingin kukatakan padamu”
“Kenapa tidak sekarang saja?”
“Bersabarlah Jiyeon…” Myungsoo mencubit pipi Jiyeon dengan gemas lalu berlari meninggalkan Jiyeon sebelum Jiyeon benar-benar mendaratkan telapak tangannya pada pipi Myungsoo.
*Sanghyun POV*
“Apa nanti setelah pulang sekolah kau ada acara?”
“Ani. Memang kenapa?”
“Mmm… Ada yang ingin kukatakan padamu”
“Kenapa tidak sekarang saja?”
“Bersabarlah Jiyeon…” Myungsoo mencubit pipi Jiyeon dengan gemas lalu berlari meninggalkan Jiyeon.
Kenapa jadi sesakit ini? Bukankah ini yang kumau? Membiarkan Jiyeon menjauh? Tapi kenapa baru sekarang aku mau mengakui kalau aku membutuhkannya sekaligus mencintainya. Benr-benar namja pabo!
@Lapangan basket sepulang sekolah
*Jiyeon POV*
            Aku berjalan menuju lapangan basket. Sebenarnya apa yang akan dikatakan oleh Myungsoo oppa? Aku begitu penasaran karena jangan-jangan ada hubungannya dengan Sanghyun. Tapia apa mungkin?
            Sesampainya dilapangan ternyata masih sepi. Myungsoo belum datang. Saat Jiyeon sedang termenung melihat kearah ring basket tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk bahunya.
            “Jiyeon-ah! Bogoshipeo” Ternyata itu myungsoo oppa. Dia dating dengan wajah yang ceria.
            “Oppa” Aku kaget ketika tiba-tiba dia menarikku kedalam pelukannya.
            “Mianhae… Mian aku menyakitimu”
            “Gwaenchanha oppa”
            “Jiyeon-ah! Bisakah kita mulai dari awal lagi? Aku benar-benar gila jika hidup tanpamu.”
            “Saranghae…”Lanjutnya sambil mempererat dekapannya terhadapku.
            “Mian oppa… Aku tidak bisa. Aku menyukai orang lain. Mianhae” Jawabku lirih. Sangat pelan namun terdengar olehnya.
            “Gwaenchanha. Aku tau ini akan sangat terlambat. Tapi mianhae Jiyeon aku pernah menyakiti hatimu”
            “Gwaenchanha oppa”
            Aku pergi meninggalkan Myungsoo oppa yang masih berdiri diantara ratusan bangku penonton di lapangan basket.
*Sanghyun POV*
            “Jiyeon-ah! Bisakah kita mulai dari awal lagi? Aku benar-benar gila jika hidup tanpamu.” Suara itu suara Myungsoo. Jadi ini akhir ceritanya?
            “Saranghae…” Lanjut Myungsoo. Aku yakin ini endingnya. Sekarang sudah benar-benar berakhir. Aku tidak ada harapan lagi. Aku kembali duduk dibangku penonton paling atas dan pojok. Memang tidak terlalu dekat dengan posisi Jiyeon dan Myungsoo sekarang. Tapi aku masih benar-benar bisa mendengarnya dengan sangat jelas.
            Entah apa yang dikatakan Jiyeon di dalam pelukan Myungsoo. Mungkin dia sudah menerimanya. Dan mulai saat ini air mataku mengalir perlahan.
            “Sanghyun-ah kenapa kau ada disini?” Rasanya aku benar-benar dibuat gila oleh yeoja bernama Jiyeon itu. Buktinya sekarang aku bisa mendengar suaranya sangat dekat denganku.
            “Kenapa kau menangis?” Tanya suara itu lagi dengan nada khawatir. Apa ini benar Jiyeon. Dengan sedikit takut-takut aku mengangkat wajahku dan kudapti Jiyeon sedang berdiri dihadapanku dengan wajah khawatirnya yang menurutku sangat menggemaskan. Kenapa disaat seperti ini aku malah memikirkan hal yang tidak-tidak!!!
            “Gwaenchanha” Jawabku singkat lalu hendak menghapus air mataku dengan sedikit kasar. Tiba-tiba tangan milik Jiyeon menghalangi aktifitasku.
            Kau ini kasar sekali pada tubuhmu sendiri. Harusnya kau bisa bersikap sedikit lebih lembut dan menjaga tubuhmu dengan baik.”
            “Itu kan kata-kataku. Kau harus bayar ongkos foto copy kata-kata itu.”
            “Ya! Disaat seperti ini kau masih juga bersikap pelit”
            “Hehe” Aku hanya nyengir kuda. Dia juga ikut tersenyum.
@Han River
*Author POV*
            “Kenapa kau melamun?” Tanya Jiyeon yang membuyarkan lamunan Sanghyun.
            “Ani. Aku hanya… Hanya…” Belum selesai Sanghyun bicara Jiyeon sudah menyelanya terlebih dahulu.
            “Saranghae…” Kata Jiyeon tiba-tiba.
            “Nde?” Sanghyun masih tidak percaya dengan apa yang baru saja Jiyeon katakan.
            “Kubilang…. Saranghae, Kau masih tidak dengar?” Ulang Jiyeon
            “Ne. Aku dengar. Sangat dengar. Tapi seharusnya aku yang mengatakan duluan. Saranghae Jiyeon-ah”
            “Nado Sanghyun-ah”
Chu~ Mereka berciuman sekilas.
            “Sanghyun-ah, kau mecuri ciuman pertamaku.”
            “Tapi kau tidak keberatan kan?”
            “Ani. Hehe… ^^”
            “Entah sejak kapan aku merasa nyaman jika berada di dekat namja pelit ini!” Jiyeon menyandarkan kepalanya dibahu Sanghyun.
            “Ya! Masa dengan namjachingunya memaggil dengan sebutan namja pelit?”
            “Hehe… Anggap saja itu panggilan sayangku untukmu. Pelit!!!”
            “Kalau begitu aku akan memanggilmu pencuri!”
            “Wae? Kenapa pencuri?”
            “Alasan pertama kau sudah mencuri bahuku. Kedua kau mencuri cintaku. Ketiga kau mencuri ciuman pertamaku juga. Kira-kira yang keempat apa lagi ya yang akan kau curi dariku?”
            “Ya! Tapi kau tidak keberatan kan?”
            “Aku sangat keberatan karena hakim telah memvonisku seumur hidup mencintaimu”
            “Gombal”
Chu~ Untuk yang kedua kalinya bibir mereka kembali bertemu.
            “Ya! Pelit!!!”
Chu~ Untuk ketiga kalinya…
            “Pelit apa yang kau”
Chu~ Untuk keempat kalinya…
            “Kalau masalah kisseu aku tidak pelit kan nona pencuri? Hahaha…”
            “Hahahaha” Mereka tertawa bersama-sama dibawah awan cinta mereka.

*Jiyeon POV*
            Kini aku baru mengerti, memang benar peribahasa yang menyebut berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
            Awalnya memang sakit ketika putus cinta, namun dibalik itu semua ternyata tersimpan rahasia besar tentang cinta. Seperti yang sekarang kualami.
            Sanghyun, Kuharap dia yang terakhir dan tidak aka nada lagi rahasia lain didalamnya. Tuhan terimakasih kau telah mengirimkan malaikat tanpa sayap ini kepadaku.

Happiness is Too Late. Meski terlambat namun tetap bisa membuat hati kita sembuh dari luka sebelumnya.

*END*
Hufth… Akhirnya jadi juga. Mari di komen^^

5 comments:

  1. wahhhh bcaa ini jdii snyum2 sndiri author pntar eh bkin kata2x... wlaupun one shoot tp tt daebak.. hehehe^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. gomawo...tunggu FF aku yg lain ya...#pemaksaan!!
      hehe ^^
      jeongmal gomawo udah komen disini... :D

      Delete
  2. Keren, tapi pengen lebih keren lagi kalo tentang Milky Couple doang ~kkk ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. gomawo
      kapan-kapan deh,,,saya ceritain milky couple...hehe
      gomawo udah komen,

      Delete
  3. Iya chingu aq pingennya Milky Couple,,
    :)

    ReplyDelete