Title : Happiness
is Too Late
Cast : -
Park Jiyeon (T-ara)
- Park Sanghyun (MBLAQ)
- Kim Myungsoo (Infinite)
- Lee Jieun (IU)
- Jang Wooyoung (2PM)
Genre :
Romance, Friendship
Author
balik lagi ama FF baru bawaan saya, Mungkin ceritanya agak geje,,,
Makannya dibaca trus silahkan tulis saran anda di
bawah berupa komentar,hehe #maksa
Mian kalau masih
banyak bertebaran TYPO,,, Berhati-hatilah… FF ini penuh dengan keanehan!!!
Tanpa banyak cingcong seperti biasa…. Langsung aja
di baca, monggo2
Happy Reading
When I was sick you’ll come through your smile that’s brings
happiness
*Author POV*
“Oppa! Saranghae”
Teriak seorang yeoja sambil terus berdiri di atap sekolah. Matanya
berkaca-kaca. Raut wajahnya tampak sangat tersiksa dengan perasaannya saat itu.
“Oppa! Myungsoo Oppa!!!
Kau itu jahat sekali! Kau tahu kan kalau aku ini menyukaimu! Tapi kenapa kamu
malah memutuskanku tanpa sebab seperti ini? Apa aku kurang cantik, Hah???” Air
matanya kini sudah berhasil mengalir membasahi kedua pipinya yang mulus.
“Kau ini cerewet sekali
sih! Kalau ingin rebut jangan di kawasanku!!” Tiba-tiba muncul sesosok namja
dengan mata yang menatap tajam dan sinis kearah yeoja tadi.
“Kau ini jadi namja
pelit sekali! Masak pinjem tempat sebentar nggak boleh” Yeoja itu tetep ngeyel pengin
stay di tempatnya saat ini.
“Biarin aja…. Yang
penting ini tempatku!!! Kalau mau nangis jangan disini!” Sahut namja itu tanpa
menatap yeoja tadi.
“Pelit!!! Kalau begitu
aku menangis ditempat lain saja!” Yeoja itu berjalan pelan mendekat kearah
namja tadi. Makin dekat dan saat tubuhnya sudah sejajar dengannya yeoja itu
menyandarkan kepalanya di bahu namja tadi.
“Yak!!! Apa yang kau
lakukan! Minggir sana!” Namja itu berontak tapi tanpa bergerak sedikitpun.
Taku-takut membuat yeoja yang sedang bersandar di bahunya jatuh.Seolah-olah dia
mengijinkan yeoja itu untuk tetap seperti itu.
“Aku kan sudah pindah
tempat untuk menangis. Aku sudah malas berpindah tempat lagi. Jadi diamlah dan
biarkan seperti ini.”Yeoja itu berkata dengan sedikit terisak. Air matanya
masih mengalir walau tidak sederas yang tadi. Namja disebelahnya menoleh
sedikit kearah yeoja yang semena-mena bersandar dibahunya itu.
“Seharusnya kau itu
tidak secerewet ini!!! Pantas saja namja chingumu memutuskanmu!” Namja itu
berkata sinis tapi kali ini lebih lembut dari sebelumnya.
“Ne. Gomawo atas
nasihatnya.” Yeoja itu berusaha mengusap air matanya kasar. Tiba-tiba tangan
namja tadi menghentikan aktivitasnya untuk sejenak.
“Kau ini kasar sekali
pada tubuhmu sendiri. Harusnya kau bisa
bersikap sedikit lebih lembut dan menjaga tubuhmu dengan baik.” Namja itu
membantu megusap air mata yeoja itu dengan lembut. Lembut sekali.
Deg!!! Keduanya merasa
ada yang bermasalah pada kerja jantungnya. Jantung mereka berdetak lebih cepat
dari biasanya.
“Mianhae.” Namja tadi
meminta maaf pada yeoja tadi karena telah lancing mengusap airmatanya.
“Gwaenchanha… Gomawo.
Na Kalke” Yeoja itu tersenyum tipis lalu beranjak meninggalkan namja itu. Namja
itu masih setia menatap kea rah perginya yeoja tadi.
“Yeoppo!!” Pekik namja
tadi. Dia mengamati tangannya yang tadi ia gunakan untuk mengusap air mata
yeoja tadi.
Deg!! Jantungnya
berdetak cepat lagi.
‘Apa ini???’ Batin
namja itu lalu hanya menatap kosong kearah langit yang sudah mulai gelap.
Keesokan Harinya…
*Jiyeon POV*
“Jiyeon-ah!!!
Palli, nanti kita bisa telat ngeliat latihan basketnya.” Kata Jieun sambil
menarik tanganku untuk mengikutinya. Aku berhenti.
“Aku
malas melihat latihan basket. Kau sudah tau kan kalau aku ini sudah putus dengan
Myungsoo oppa!” Jieun menunduk sebentar. Memang apa hubungan latihan basket
dengan myungsoo? Myungsoo itu kapten tim basket sekolah, jadi secara tidak
langsung kalau aku melihat latihan basket itu sama artinya dengan aku melihat
Myungsoo.
“Mian,
tapi dulu saat kau masih dengan Myungsoo aku kan selalu kau jadikan obat nyamuk
yang mengantarkanmu ke lapangan basket. Masak sekarang kau tidak mau balas budi
pada temanmu yang satu ini sih???” Jieun mulai menunjukkan puppy eyes nya.
“Baiklah…
Aku akan menemanimu melihat latihan basket itu untuk membalas semua kebaikanmu.”
Kataku menyerah juga. Aku tidak mau mengecewakan sahabatku yang satu ini, walau
terkadang dia sangat menjengkelkan.
“Jinjja?
Gomawoyo jiyeon-ah!!! Ini baru yang namanya jiyeon, sahabat terbaikku. Hehe”
Dia tertawa kecil lalu menyeretku ke lapangan basket sekolah.
Saat
sampai aku melihat sedikit sosok myungsoo. Dia benar-benar tidak mencintaiku
lagi. Terlihat dia beberapa kali membuang mukanya ketika mata kami saling
beradu pandang.
Saat
latihan selesai Jieun langsung menyeretku kembali untuk mendekat kea rah
wooyoung. Baru kemarin wooyoung dan jieun jadian. Tapi mereka benar-benar
sangat cocok dan romantis.
“Oppa
kau itu sungguh keren! Walaupun kau tidak memasukkan bola sama sekali. Hehe…”
Jieun tertawa renyah yang ditanggapi oleh wooyoung dengan mengecak poni jieun
yang tadinya tertata rapi.
“Yang
penting aku bias memasukkanmu ke dalam jurang cintaku. Hahahaha….” Wooyoung
mulai gombal. “Ish… oppa gombal” kulihat Jieun mengerucutkan bibirnya.
Benar-benar pasangan yang lucu. Aku iri pada mereka.
“Eheemmm,,,
Kalian melupakanku kawan.” Kataku yang sudah mulai muak melihat kemesraan
mereka berdua. Aku iri.
“Eh
jiyeon. Kudengar kau sudah putus dengan myungsoo ya?” Tanya wooyoung yang
membuatku sedikit sakit. Perih jika mengingat hal itu. Aku hanya mengangguk.
“Di
tim kami ada anggota baru. Baru masuk saja fansnya sudah segudang” sambungnya.
“Jinjjayo?”
Tanyaku dengan nada tak percaya. Hebat sekali ada namja yang langsung menarik
banyak perhatian yeoja saat pertama kali masuk tim basket.
“Tunggu
sebentar. Akan aku kenalkan kau dengannya.” Wooyoung menjauh dariku dan jieun.
Beberapa saat kemudian dia sudah kembali bersama seorang namja yang berada di
belakangnya. Siapa dia? Kenapa aku seperti mengenalnya?
“Jiyeon,
ini dia yang tadi kumaksud. Namanya Sanghyun.” Wooyoung memperkenalkan dia
padaku.
“Annyeong,
Jiyeon imnida. Park Jiyeon.” Aku mengulurkan tanganku sambil tersenyum Dia
membalas uluran tanganku.
“Sanghyun.
Park Sanghyun.”
“Kalau
kalian sudah saling mengenal, sekarang aku dan jieun pergi dulu ya? Bye..”
Wooyoung meninggalkan kami berdua. Dia menatapku sebentar lalu tersenyum lagi.
“Tidak
kusangka kalau kita bisa bertemu lagi.” Seketika itu juga aku kaget mendengar
kata-katanya. Bertemu lagi? Berarti benar aku mengenalnya sebelumnya. Tapi
siapa? Dan kapan dia muncul di kehidupanku?
“Baru
kemarin kau sudah melupakanku ya? Dasar tukang pencuri bahu orang.” Katanya.
Deg!!! Jadi…
“Ya!!!
Neo….”Aku memukul pelan bahunya. Tapi entah kenapa rasanya benar-benar nyaman
jika aku berada didekatnya.
“Apho…”
Ucapnya dengan nada manja. Aku terkekeh melihatnya. Dia begitu imut. Bahkan
keimutannya itu mengalahkan para yeoja.hehehe
“Bagaimana
bias kamu masuk tim basket?” Tanyaku mengalihkan topic pembicaraan. Dia
tersenyum sekilas kemudian mulai menjawabnya.
“Molla,
Kemarin tiba-tiba pelatih menyuruhku untuk bergabung dengan tim basket.”
Kalimatnya hanya kujawab dengan OH ria. Saat hening mulai dating aku menangkap
gelagat myungsoo oppa yang sedang berduaan dengan seorang yeoja yang menurutku
tidak begitu cantik.
“Jadi
dia myungsoo yang kau maksud? Tanyanya. Apa dia mengamatiku yang sedang ,elihat
kearah myungsoo oppa?
“Eum…ne” Jawabku singkat lalu kembali memperhatikan myungsoo lagi. Bisa kulihat dari sudut mataku bahwa dia mengikuti arah pandangku.
“Eum…ne” Jawabku singkat lalu kembali memperhatikan myungsoo lagi. Bisa kulihat dari sudut mataku bahwa dia mengikuti arah pandangku.
“Kau
terlalu baik dan cantik untuk namja sepertinya” Katanya tanpa mengalihkan
pandangannya pada Myungsoo. Sontak aku melihat kearahnya. Lalu tersenyum
sekilas.
“Ne.
Aku tahu itu. Aku tahu aku cantik dan juga baik. Makannya aku bingung,
bagaimana bias dia memutuskan yeoja cantik sepertiku?” Jawabku kepede-an.
“Aku
tau alasannya. Pasti karena kau itu terlalu PeDe!!!hahaha…” Dia tertawa renyah.
Sungguh ketika aku melihatnya tersenyum dan tertawa hatiku terasa sejuk.
“Ya!
Tapi aku memang benar-benar cantikkan?” Tanyaku menggodanya. Dia menggeleng
cepat.
“Tapi
kau tadi bilang seperti itu” Dia kembali menatapku. Tapi kali ini dengan
tatapan penuh kemenangan.
“Aku
hanya bohong. Kalau aku bilang kau jelek terus kau menangis bias-bisa bahuku
jadi korbanmu lagi?!” Pletak!!! Sebuah pukulan dariku mendarat dikepalanya
dengan mulus.
“Itu
kan hanya pengaruh aku terlalu sedih, Argh… sudahlah jangan bahas masalah itu
lagi.
*Skip Pelajaran- selesai*
“Ayo
kita ke lapangan sekarang,kajja!” Ajak Jieun, kali ini tak ada sedikitpun
penolakan terlontar dari bibirku.
“Eh,
tunggu sebentar ya. Aku mau beli minum untuk wooyoung oppa. Pasti dia sangat
kelelahan setelah seharian latihan.” Jieun berlari kecil kearah mesin tembat
minuman kaleng Aku mengikutinya dan mengambil 2 botol orange juice.
“Kenapa
kau beli 2? Untuk siapa? Sanghyun ya? Apa kau mulai menyukainya?” Tanya Jieun
dengan penuh selidik.
“Siapa
bilang ini untuknya. Aku tidak menyukainya kok”Entah kenapa rasanya keringat
dingin langsung mengalir deras dari kulitku saat dia bertanya seperti itu.
“Jelas-jelas
itu terlihat dari sorot matamu.” Jieun memanyunkan bibirnya. Begitu bahagiakah
dia jika aku akan jatuh cinta pada Sanghyun. Ish… yang benar saja. Mana mungkin
aku jatuh cinta pada namja pelit sepertinya.
“Ah
sudahlah… Ayo cepat ke lapangan. Nanti keburu latihannya selesai.” Tanpa
menunggu jawaban darinya, aku langsung menariknya menuju lapangan.
Saat
sudah sampai dilapangan Jieun langsung berlari kearah Wooyoung. Lagi-lagi aku
harus ditinggalnya. Aku melihat ke kanan dan kekiri siapa tau ada Sanghyun. Itu
dia. Sanghyun sedang dikelilingi fangirlnya yang segudang itu. Mereka semua
membawa minuman dan semuanya juga diterima dengan baik oleh Sanghyun. Benar-benar
rakus…
“Ya!
Jiyeon-ah tolong bantu aku membawa ini semua” Suara sanghyun membuyarkan
pikiranku tentang kerakusannya.
“Aish…
Kau ini merepotkan saja! Siapa suruh menerima semua minuman dari mereka.” Aku
langsung menagmbil beberapa minuman dari tangannya. Dia hanya tersenyum manis
seolah berkata ‘Gomawo’
“Aku
hanya ingin menghargai perhatian mereka saja kok. Tidak perlu cemburu seperti
itu” Mwo? Cemburu? Dia ini benar-benar mengada-ada.
“Ya!
Siapa yang cemburu? A…a…a…aku …aku tidak kok!” Jawabku diselimuti dengan
kegugupan yang luar biasa.
“Huh…
Bisa kembung aku kalo meminum semuanya” Fiuh… Untung dia mengalihkan
pembicaraan. Jika tidak aku bias mati berdiri dibuatnya.
“Ne.
Aku yakin itu” Aku mendukung ucapannya. Dengan minuman yang sebanyak ini pasti
perutnya akan sangat kembung.
“Kalau
aku hanya meminum salah satu darinya apa mereka akan marah?” Dia meminta
pertimbanganku. Benar-benar namja yang sangat sopan.
“Tentu
saja. Mereka akan berpikir kau tidak adil” Nasihatku padanya. Dia hanya mengangguk
sambil menunjukkan senyum evil nya.
“Kenapa
kau tersenyum seperti itu padaku?” Tanyaku mulai bingung dengan arti
senyumannya. Tiba-tiba dia merebut orange juice yang tadi sengaja kubeli untuk
kami.
“Ya!
Kenapa kau ambil minumku?” Protesku.
“Ini
memang untukku kan?”
“Ani,
aku sengaja beli dua untukku semua.”
“Jinjja?”
“Tentu”
Sanghyun langsung membukan kaleng juice itu dan meminumnya.
“Ya!
Kau ini…” Aku memukul pelan kepalanya. Dia mengelusnya tanpa melepaskan
bibirnya dari bibir kaleng juice itu.
“Hehe…
ini sangat enak. Gomawo” Dia mulai menampakkan senyum angelicnya. Aigoo…
Berhentilah tersenyum seperti itu. Itu membuatku nyaman disisimu.
“Ish
namja pelit dan aneh!” Kataku.
*Myungsoo POV*
“Ya!
Kau ini…” Jiyeon memukul kepala Sanghyun pelan. Kuamati dari hari kehari mereka
terlihat semakin dekat. Dan kuakui aku sangat cemburu. Sebenarnya aku masih
mencintai Jiyeon. Tapi karena yeoja bernama Krystal itu selalu membuntutiku dan
dia dijodohkan denganku akhirnya aku memutuskan Jiyeon dengan penuh ketidakrelaan.
Dan
kini, Sanghyun. Si anak baru di tim basket itu sudah merebut banyak fangirlku
dan juga merebut hati Jiyeon.
“Jiyeon…
Bogoshipeo,” Lirihku sambil menghembuskan nafas panjang.
Keesokan Harinya
“Jieun!!
Ayo kita lihat latihan basket” Ajakku dengan semangat 45.
“Tumben
kau mengajakku melihatnya? Apa karena Sanghyun?” Lagi-lagi dia menggodaku.
“Ya!
Aku hanya ingin lihat saja kok. Tidak lebih…” Jawabku menundukkan kepalaku.
Menyembunyikan rona merah yang kuyakini sudah merekah di kedua pipiku.
“Lebih
juga tidak apa-apa, Sepertinya dia menyukaimu.”Lagi dan lagi Jieun selalu
menggodaku dengan Sanghyun.
“Ya!
Jangan bahas itu!”
“Ara…Tapi
aku masih yakin kalau kamu menyukainya juga. Iya kan???”
“Ani…ani…ani…ani”
Kataku sambil terus berjalan mundur.
Brukk!!!
“Eh,
mianhae” Aku langsung menunduk 900.
“Gwaenchanha”
Suara itu… Bukankah milik…
“Eh,
Myungsoo ssi. Joesonghamnida” Kataku langsung bersikap formal padanya.
“Ne,
Jiyeon-ah. Gwaenchanha” Jawabnya lagi. Aku melihat sekitar. Jieun tidak ada
Kemana dia? Pasti sudah duluan ke lapangan.
“Kalau
begitu aku duluan ya. Bye…” Sambil melambaikan tangan dan langsung berlari ke
lapangan basket.
Di lapangan Basket.
“Jiyeon-ah,
apa yang dia lakukan padamu?” Tanya Jieun penuh selidik. Aku tau siapa yang
jieun maksud dengan kata Dia itu.
“Eobseo”
“Jinjja?”
“Ne.
Eh lihat itu!!! Sanghyun mencetak nilai lagi.” Teriakku tiba-tiba saat Sanghyun
lagi-lagi berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
“Huft…
Kenapa dia tidak bagi-bagi dengan Wooyoungku?”
“Hahaha…
Hore!!! Sanghyunku lebih hebat dari Wooyoungmu. Ups…” Aduh bagaiman bisa aku
berkata seperti tadi. Benar benar memalukan!!!
“Sanghyunmu?
Jadi kau dan Sanghyun…”
“Aniyo.
Aku..aku..aku tidak sengaja bilang seperti itu”
“Setidaknya
kau menyukainya Jiyeon-ah.”
“Nan
molla…”
Setelah
latihan selesai Jieun langsung meluncur kea rah Wooyoung. Aku? Aku melangkah
biasa kea rah Sanghyun sambil membawakannya Orange Juice.
“Sanghyun-ah,
Bagaimana bisa kamu mencetak angka banyak sekali?” Tanyaku sambil memberinya
kaleng juice tadi. Dia tersenyum sekilas lalu mengambil kaleng itu.
“Gomawo.
Itu mudak kok. Kapan-kapan aku ajari kau mau tidak?” Tawar Sanghyun. Aku jadi
ingat masa lalu. Dulu aku selalu merengek agar Myungsoo mengajariku basket.
Tapi dia selalu menolak.
“Ne.
Aku dari dulu memang ingin belajar basket. Tapi Myungsoo oppa tidak mau
mengajariku.
“Tenang
saja… Nanti pulang sekolah aku akan mengajarimu.”Senyumnya terus merekah
seiring dengan tiap kata yang diucapkannya.
______
Pulang Sekolah
Pulang Sekolah
*Jiyeon POV*
“Ya!
Harusnya itu tadi masuk jika kau tidak bergerak saat melempar bola.” Sanghyun
terlihat benar-benar kecewa karena lagi-lagi aku tidak berhasil memasukkan bola
ke dalam ring. Keringatnya sudah cukup banyak membanjiri tubuhnya yang atletis.
Pasti sangat lelah mengajariku main basket. Hehehe… salah siapa dia mau?
“Mianhae…
Aku kan baru belajar saem.”
“Apa
kau bilang? Saem? Setua itukah aku? Hahaha”
“Ne.
Kau itu tua, keriput, juga ubanan. Hehehe” Aku nyengir kuda dan langsung lari
sebelum Sanghyun menjitak kepalaku. Dia mengejarku sambil terus berteriak kayak
emak-emak nyuruh mandi anaknya.
“Awas
kau! Kalau tertangkap akan kujitak kau”
Hap!!
Omo!!
Kami
berdua jatuh. Lebih tepatnya aku jatuh menimpanya. Dia terlihat menutup matanya
lucu.
Deg!!!
Jantungku… Kenapa jadi seperti ini?
*Sanghyun POV*
“Awas
kau! Kalau tertangkap akan kujitak kau” Kataku sambil berlari mengejarnya. Aku
hamper dapat…Dapat
Hap!!
Omo!!
Kami
berdua jatuh. Lebih tepatnya dia jatuh menimpaku. Aku langsung menutup matanya
malu.
Deg!!!
Jantungku… Kenapa dia selalu bekerja lebih cepat saat Jiyeon ada di dekatku?
“Kau
berat”Kataku. Wajahnya yang tadinya senyum-senyum langsung berubah darstis.
Kyeopta.
“Mwo?!!
Ya! Kau ini….” Jiyeon langsung memukul tanganku pelan. Hahaha tingkahnya
benar-benar lucu. Ingin rasanya mencubit pipinya. Hahahaha…. Jangan mimpi
Sanghyun!!! Ireona!
“Hehe…
Kupikir kau ringan ternyata berat juga” Kataku sedikit meledeknya. Nyatanya
memang benar. Dia sedikit berat.
“Ya!
Dasar otak yadong!!!” Jiyeon mulai mengataiku. Aku hanya senyum-senyum evil.
“Yadong-yadongpun
banyak yang suka. Termasuk kamu.Hahaha” Aku sengaja sedikit menggodanya.
“Kau
ini PEDE sekali”
“Kau
kan juga sama PeDenya denganku. Bahkan lebih parah.”
“Kau
pikir PeDe itu penyakit? Pakai parah-parahan segala”
“Ehem…ehem…
Jadi kalian ini pasanganPeDe ya?Hahaha…” Tiba-tiba Wooyoung dan yeojachingunya
yang bernama Jieun itu menghampiri kami. Bagaimana bisa mereka masih disekolah
saat jam sudah selesai.
“Aniyo”
Jawabku. Eh, lebih tepatnya jawab kami karena aku mengucapkannya bebarengan
dengan Jiyeon.
“Wuhui…
Kalian sudah sangat kompak rupanya”
“Ish…
Jinjja!” Lagi aku dan Jiyeon menjawab secara bersamaan dan sama.
“Tuh
kan kompak lagi? Jangan-jangan kalian sudah gladi bersih untuk kekompakan
kalian ya?” Tanya Jieun aneh.
“Terserah
kalian sajalah” Lagi…lagi dan lagi. Tuhan kenapa kami bisa jadi sekompak ini?
“Kupikir
kalian benar-benar serasi” Kini ganti Wooyoung yang siap menyelidiki kami. Aku
diam, Jiyeon juga.
“Sudah
tidak bisa menjawabkah PeDe couple?” Tanya Jieun dengan nada menggodaku dan
Jiyeon. Aku pergi dan sepertinya Jiyeon juga karena aku mendengar teriakan
keras Wooyoung.
“Ya! Kenapa kalian pergi? Ish… Pergi saja kalian bisa
begitu kompak. Benar-benar pasangan yang serasi.
Keesokan harinya
@Atap sekolah
*Author POV*
“Apa
benar kita serasi seperti yang Jieun dan Wooyoung katakan?” Tanya Sanghyun
sambil terus berjalan mendekati Jiyeon yang sedang berdiri menatap kosong
langit.
“Molla.
Padahal kan aku jelas-jelas tidak menyukaimu sama sekali” Jawab Jiyeon enteng.
Sanghyun
diam. Dia langsung menundukkan kepalanya. Entah apa yang sedang ia lakukan.
Sampai akhirnya Jiyeon menyadari perubahan sikap Sanghyun.
“Apa
kau sakit?” Tanya Jiyeon dengan nada khawatir. Sanghyun kembali mendongak.
“Aniyo,gwaenchanha.”
Lagi-lagi Sanghyun menunduk.
“Kau
menangis?” Tanya Jiyeon saat menyadari ada sesuatu yang menetes jatuh tepat
dipucuk sepatunya.
“Ani,
ini karena… karena ada debu yang masuk ke mataku” Sanghyun mencoba menghapus
air matanya. Namun ditahan oleh Jiyeon karena Sanghyun menghapusya dengan
kasar.
“Ya!
Dulu kau yang bilang jangan kasar pada diri sendiri. Tapi kenapa kini malah kau
yang melakukannya pada dirimu sendiri?” Jiyeon sedikit membentak sambil terus
mengusap lembut pipi Sanghyun yang basah.
“Eh
tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri” Sanghyun langsung menjauh dari
Jiyeon dan mulai pergi meninggalkannya sendiri di atap sekolah yang sepi.
“Kenapa
dia malah pergi?Apa aku salah?” Batin Jiyeon.
@Sanghyun’s House
*Sanghyun POV*
“Kenapa
tadi aku menangis? Dari awal harusnya kau tau kalau Jiyeon tak mungkin
menyukaimu Sanghyun-ah. Ish… neo jinjja babo cheoreom!!!
@School saat Latihan Basket
*Author POV*
“Sanghyun-ah ini
untukmu”Jiyeon menyerahkan orange juice seperti biasa. Namun kini ada yang
tidak biasa.
“Tidak perlu. Aku sudah
dapat banyak dari mereka.” Jawab Sanghyun.Jiyeon terhenyak dengan jawaban
Sanghyun.
“Kalau begitu nanti pulang
sekolah kau mau melatihku lagi main basket kan?” Tanya Jiyeon dengan wajah penuh
harap. Dia terlalu khawatir jikalau Sanghyun menjauhinya.
“Mianhae… Aku sedang
sibuk” Jawab Sanghyun singkat lalu pergi melewati Jiyeon tanpa ada salam
perpisahan.
“Sanghyun-ah!!!” Teriak Jiyeon namun sama sekali tidak digubris oleh sang
empunya nama.
“Apa tidak terdengar olehnya?” Guman Jiyeon berpikir positif tentang
Sanghyun yang sikapnya luar biasa. Sangat berbeda dengan sifatnya selama ini.
Memang dia pelit, tapi dia sama sekali tidak pelit dalam berbicara.
“Annyeong Jiyeon” Sapa seseorang sambil menepuk punggung Jiyeon. Sontak
Jiyeon kaget dan menoleh.
‘Apa benar ini dia?’ Batin Jiyeon.
“Myungsoo oppa?!” Pekik Jiyeon dengan nada tidak percaya. Setelah apa yang
diperbuatnya ternyata dia masih berani juga menampakkan diri di depan Jiyeon.
“Mian mengganggu. Belakangan ini kuperhatikan kau jadi sering ke lapangan
basket. Apa kau merindukanku? Hahaha” Myungsoo tertawa renyah.
“Hahaha…. Mungkin begitu Myungsoo-ssi.Hahaha” Jiyeon tertawa garing. Jiyeon
memang orang yang humoris jadi dia sering mengajak bercanda teman-temannya.
“Apa nanti setelah pulang sekolah kau ada acara?”
“Ani. Memang kenapa?”
“Mmm… Ada yang ingin kukatakan padamu”
“Kenapa tidak sekarang saja?”
“Bersabarlah Jiyeon…” Myungsoo mencubit pipi Jiyeon dengan gemas lalu
berlari meninggalkan Jiyeon sebelum Jiyeon benar-benar mendaratkan telapak
tangannya pada pipi Myungsoo.
*Sanghyun POV*
“Apa nanti setelah pulang sekolah kau ada acara?”
“Ani. Memang kenapa?”
“Mmm… Ada yang ingin kukatakan padamu”
“Kenapa tidak sekarang saja?”
“Bersabarlah Jiyeon…” Myungsoo mencubit pipi Jiyeon dengan gemas lalu
berlari meninggalkan Jiyeon.
Kenapa jadi sesakit ini? Bukankah ini yang kumau?
Membiarkan Jiyeon menjauh? Tapi kenapa baru sekarang aku mau mengakui kalau aku
membutuhkannya sekaligus mencintainya. Benr-benar namja pabo!
@Lapangan basket sepulang
sekolah
*Jiyeon POV*
Aku berjalan menuju lapangan basket. Sebenarnya apa yang
akan dikatakan oleh Myungsoo oppa? Aku begitu penasaran karena jangan-jangan
ada hubungannya dengan Sanghyun. Tapia apa mungkin?
Sesampainya dilapangan ternyata masih sepi. Myungsoo
belum datang. Saat Jiyeon sedang termenung melihat kearah ring basket tiba-tiba
ada sebuah tangan yang menepuk bahunya.
“Jiyeon-ah! Bogoshipeo” Ternyata itu myungsoo oppa. Dia dating
dengan wajah yang ceria.
“Oppa” Aku kaget ketika tiba-tiba dia menarikku kedalam
pelukannya.
“Mianhae… Mian aku menyakitimu”
“Gwaenchanha oppa”
“Jiyeon-ah! Bisakah kita mulai dari awal lagi? Aku
benar-benar gila jika hidup tanpamu.”
“Saranghae…”Lanjutnya sambil mempererat dekapannya
terhadapku.
“Mian oppa… Aku tidak bisa. Aku menyukai orang lain.
Mianhae” Jawabku lirih. Sangat pelan namun terdengar olehnya.
“Gwaenchanha. Aku tau ini akan sangat terlambat. Tapi
mianhae Jiyeon aku pernah menyakiti hatimu”
“Gwaenchanha oppa”
Aku pergi meninggalkan Myungsoo oppa yang masih berdiri
diantara ratusan bangku penonton di lapangan basket.
*Sanghyun POV*
“Jiyeon-ah! Bisakah kita mulai dari awal lagi? Aku
benar-benar gila jika hidup tanpamu.” Suara itu suara Myungsoo. Jadi ini akhir
ceritanya?
“Saranghae…” Lanjut Myungsoo. Aku yakin ini endingnya.
Sekarang sudah benar-benar berakhir. Aku tidak ada harapan lagi. Aku kembali
duduk dibangku penonton paling atas dan pojok. Memang tidak terlalu dekat
dengan posisi Jiyeon dan Myungsoo sekarang. Tapi aku masih benar-benar bisa
mendengarnya dengan sangat jelas.
Entah apa yang dikatakan Jiyeon di dalam pelukan
Myungsoo. Mungkin dia sudah menerimanya. Dan mulai saat ini air mataku mengalir
perlahan.
“Sanghyun-ah kenapa kau ada disini?” Rasanya aku
benar-benar dibuat gila oleh yeoja bernama Jiyeon itu. Buktinya sekarang aku
bisa mendengar suaranya sangat dekat denganku.
“Kenapa kau menangis?” Tanya suara itu lagi dengan nada
khawatir. Apa ini benar Jiyeon. Dengan sedikit takut-takut aku mengangkat
wajahku dan kudapti Jiyeon sedang berdiri dihadapanku dengan wajah khawatirnya
yang menurutku sangat menggemaskan. Kenapa disaat seperti ini aku malah
memikirkan hal yang tidak-tidak!!!
“Gwaenchanha” Jawabku singkat lalu hendak menghapus air
mataku dengan sedikit kasar. Tiba-tiba tangan milik Jiyeon menghalangi
aktifitasku.
“Kau ini kasar sekali pada tubuhmu
sendiri. Harusnya kau bisa
bersikap sedikit lebih lembut dan menjaga tubuhmu dengan baik.”
“Itu kan kata-kataku. Kau harus bayar ongkos foto copy
kata-kata itu.”
“Ya! Disaat seperti ini kau masih juga bersikap pelit”
“Hehe” Aku hanya nyengir
kuda. Dia juga ikut tersenyum.
@Han River
*Author POV*
“Kenapa kau melamun?” Tanya Jiyeon yang membuyarkan
lamunan Sanghyun.
“Ani. Aku hanya… Hanya…” Belum selesai Sanghyun bicara
Jiyeon sudah menyelanya terlebih dahulu.
“Saranghae…” Kata Jiyeon tiba-tiba.
“Nde?” Sanghyun masih tidak percaya dengan apa yang baru
saja Jiyeon katakan.
“Kubilang…. Saranghae, Kau masih tidak dengar?” Ulang
Jiyeon
“Ne. Aku dengar. Sangat dengar. Tapi seharusnya aku yang
mengatakan duluan. Saranghae Jiyeon-ah”
“Nado Sanghyun-ah”
Chu~ Mereka berciuman
sekilas.
“Sanghyun-ah, kau mecuri ciuman pertamaku.”
“Tapi kau tidak keberatan kan?”
“Ani. Hehe… ^^”
“Entah sejak kapan aku merasa nyaman jika berada di dekat
namja pelit ini!” Jiyeon menyandarkan kepalanya dibahu Sanghyun.
“Ya! Masa dengan namjachingunya memaggil dengan sebutan
namja pelit?”
“Hehe… Anggap saja itu panggilan sayangku untukmu. Pelit!!!”
“Kalau begitu aku akan memanggilmu pencuri!”
“Wae? Kenapa pencuri?”
“Alasan pertama kau sudah mencuri bahuku. Kedua kau
mencuri cintaku. Ketiga kau mencuri ciuman pertamaku juga. Kira-kira yang
keempat apa lagi ya yang akan kau curi dariku?”
“Ya! Tapi kau tidak keberatan kan?”
“Aku sangat keberatan karena hakim telah memvonisku
seumur hidup mencintaimu”
“Gombal”
Chu~ Untuk yang kedua
kalinya bibir mereka kembali bertemu.
“Ya! Pelit!!!”
Chu~ Untuk ketiga kalinya…
“Pelit apa yang kau”
Chu~ Untuk keempat kalinya…
Chu~ Untuk keempat kalinya…
“Kalau masalah kisseu aku tidak pelit kan nona pencuri?
Hahaha…”
“Hahahaha” Mereka tertawa bersama-sama dibawah awan cinta
mereka.
*Jiyeon POV*
Kini aku baru mengerti, memang benar peribahasa yang
menyebut berakit-rakit kehulu berenang-renang
ketepian. Bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian.
Awalnya memang sakit ketika putus cinta, namun dibalik
itu semua ternyata tersimpan rahasia besar tentang cinta. Seperti yang sekarang
kualami.
Sanghyun, Kuharap dia yang terakhir dan tidak aka nada
lagi rahasia lain didalamnya. Tuhan terimakasih kau telah mengirimkan malaikat
tanpa sayap ini kepadaku.
Happiness is Too Late. Meski terlambat namun tetap bisa membuat hati kita
sembuh dari luka sebelumnya.
*END*
Hufth… Akhirnya jadi juga.
Mari di komen^^
wahhhh bcaa ini jdii snyum2 sndiri author pntar eh bkin kata2x... wlaupun one shoot tp tt daebak.. hehehe^^
ReplyDeletegomawo...tunggu FF aku yg lain ya...#pemaksaan!!
Deletehehe ^^
jeongmal gomawo udah komen disini... :D
Keren, tapi pengen lebih keren lagi kalo tentang Milky Couple doang ~kkk ^^
ReplyDeletegomawo
Deletekapan-kapan deh,,,saya ceritain milky couple...hehe
gomawo udah komen,
Iya chingu aq pingennya Milky Couple,,
ReplyDelete:)