Title : Angel Without Wings [Part 1]
Author : Fiangel
Facebook : Rieska Nezza Gvrita
Twitter : @Fiangelic
Cast :
v - Park
Jiyeon (T-ara)
v - Kim
Myungsoo (Infinite)
Other cast : Temukan rahasia didalamnya…hahaha*evil
laught
Genre : Romance, Fantasy
Length : Series
Annyeong….
Fia comeback nih,,hehe
Kali ini aku bakal post
FF yang agak aneh*nggak agak lagi,aneh banget
Udah deh, daripada aku
nya cerewet kesana-kemari mending
langsung baca aja….
Happy
Reading ^^
Kau
tampak bersinar dibanding lainnya. Kau seperti seorang malaikat. Tapi aku tidak
bisa menemukan sepasang sayap di balik punggungmu seperti yang sering dimiliki
oleh para malaikat.
*Author POV*
“Agashi…ppalli ireona.”
Seorang dengan baju pelayan berusaha membangunkan seorang yeoja yang tengah
tertidur pulas di ranjangnya.
Gadis itu menggeliat
sejenak mengumpulkan energy yang dimilikinya. Perlahan-lahan dia membuka
matanya. Melirik kearah jam dinding besar yang menempel rapi didinding
kamarnya.
Ini masih jam 5. Ya,
ini sudah menjadi kebiasaan di keluarga Park. Wajib sarapan tepat pukul 06.00
dan setelah sarapan selesai harus sudah siap berangkat ketempat kerja
masing-masing.
“Ne, aku sudah bangun.”
Jawab gadis itu sambil berjalan lunglai ke kamar mandi.
@ Somewhere
“Ada tugas baru untukmu
Myungsoo-ya!” Kata seorang namja yang lebih tua beberapa tahun dari namja yang
dipanggil Myungsoo tadi.
“Nugu?” Myungsoo
langsung tau tugas apa yang dimaksud oleh atasannya itu.
“Ini. Kau harus membuat
yeoja ini jatuh cinta padamu.” Jawab namja tadi sambil memberikan secarik foto
pada Myungsoo.
“Sungkyu hyung! Kenapa
tugasku jadi seperti ini? Biasanya tugasku kan membunuh orang? Bukankah untuk
urusan seperti ini Woohyun hyung ahlinya?” Myungsoo bingung dengan tugas
barunya itu. Sedangkan Sungkyu hanya tersenyum simpul.
“Ini adalah tugasmu.
Jadi lakukan dengan baik. Bagaimana bisa ada yeoja yang menolak kharisma
seorang Myungsoo, anggota boyband terkenal korea “Infinite” hahaha…” Jawab
Sungkyu.
“Tapi hyung…” Myungsoo
hendak membantah namun Sungkyu sudah hilang ditelan bumi.
“Ish…kebiasaan
meninggalkan orang seenaknya sendiri!!!” Gerutu Myungsoo sendirian.
*Jiyeon POV*
“Jiyeon-ah!!! Ppalli
sarapan.” Ajak eomma sambil menepuk-nepuk bangku disebelahnya. Aku patuh dan
berjalan mendekat tanpa ekspresi seperti robot yang tengah berjalan.
“Eomma dan appa akan ada
tugas di Singapura, jadi untuk seminggu kedepan kau harus selalu sarapan
sendiri. Arasseo?” Kata Eomma. Aku hanya mengangguk masih tanpa ekspresi. Aku
malas menunjukkan ekspresi sedihku yang sampai saat ini tidak pernah digubris
orang lain sama sekali.
“Kau harus belajar
dengan baik. Eomma dan Appa sudah selesai sarapan. Nanti jika kau sudah selesai
langsung saja berangkat sekolah bersama Pak Han.” Lagi lagi aku mengangguk.
Appa tersenyum pedih padaku. Mungkin dia merasa seperti punya anak yang bisu
yang selalu menjawab apapun kata-kata orang tuanya hanya dengan anggukan
semata.
“Jiyeon-ah, selama
eomma dan appa ada di singapura kau harus jaga diri baik-baik. Appa akan sangat
khawatir padamu jika kau sakit. Bye…” Appa mencium keningku singkat lalu
berjalan kearah mobil. Eomma, dia menunduk.
“Jiyeon-ah! Kau marah?
Kau harus jaga dirimu baik-baik. Eomma akan sangat merindukanmu sayang….” Eomma
mencium kedua pipiku bergantian. Aku ingin menangis melihat eomma meneteskan
air mata. Tapi apa gunanya aku menangis? Mereka tidak akan membatalkan
kepergian mereka hanya karena aku menangis.
@School
“Arrrggg…Katanya akan ada
murid baru. Gosip-gosip nih dia itu member boyband. Kira-kira siapa ya?” Teriak
Krystal kencang. Apa tidak bisa dia mengecilkan suaranya sedikit. Mengganggu
konsentrasi baca saja.
“Jinjja???” Jawab
anak-anak kelasku serempak. Ini bukan pertama kalinya akan ada murid baru. Tapi
kenapa atmosfirnya jadi berubah gaduh seperti ini?
“Yang seumuran sama
kita kira-kira boyband apa ya?” Tanya Sulli, teman segenknya Krystal.
Ish…yeoja-yeoja cerewet itu memang selalu berkicau dengan keras.
Tiba-tiba Jung
seonsaengnim masuk diikuti dengan masuknya namja tak dikenal dibelakangnya.
“Anak-anak, kita akan
mendapatkan teman baru. Namanya…Jreng,Jreng,Jreng, hayo siapa?” Aigoo Jung saem
memang selalu seperti itu. Tapi setidaknya dialah guru yang paling kusuka.
Caranya mengajar lebih memudahkan untuk dicerna daripada yang lainnya.
Jung saem bergeser dan
tampaklah seorang namja yang WAW…..silau ma men,,,*author sarap
“Annyeong… Aku Kim
Myungsoo. Tapi panggil saja aku L” Perkenalan yang singkat bukan. Tapi aku
lebih suka seperti itu. Karena aku tidak akan lagi mendengar kicauan-kicauan
genk f(x)*ini nama genk bukan girlband seperti aslinya
“Jadi member boyband
itu maksudnya Infinite? Kyaaaa!!!! Senangnya…” Luna kini ikut-ikutan nyahut.
Ish… untung saja aku ini bukan anggota genk itu. Kalau iya lama-lama gendang
telingaku bisa pecah kalau mereka selalu berbicara sambil teriak-teriak nggak
jelas gitu.
Infinite? Apa itu?
Boyband rookie kah? Tapi sepertinya tidak juga sih. Wajahnya lumayan, tapi
matanya. Aish…kenapa tatapan matanya itu membuatku susah melupakannya ya?
“Boleh aku duduk
sekarang?” Tanya murid baru tadi,siapa namanya?*Jiyeon pikun*…ah tidak penting.
Daripada nanti otakku memorinya jadi nge-Hang gara-gara nama dia.
“Duduk disini
saja….”Tawar Krystal. Sedangkan namja itu hanya tersenyum manis dan terus
berjalan entah kearah mana. Wkwkwkwk…aku benar-benar ingin tertawa melihat
Krystal yang ditolak mentah-mentah oleh namja. Biasanya kan Krystal yang
menolak para namja.
“Oppa. Duduk disini
saja,” Tawar Sulli dengan senyuman khasnya yang membuat para namja klepek-klepek.
Tapi lagi-lagi namja itu terus saja berjalan.
“Bolehkah aku duduk
disini?” Tanya Murid baru itu sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Ish…apa-apaan sih tu anak?!! Sakit mata apa ya? Aku diam sambil memalingkan
wajahku kearah lain yang penting nggak ngeliat dia.
“Diammu berarti iya
bagiku.” Katanya langsung duduk. Lagi-lagi dia mengerlingkan sebelah matanya.
Sepertinya dugaanku benar. Dia sakit mata. Aku merogoh isi tasku.
“Ini…” Kataku sambil
menyodorkan sebotol mini obat tetes mata. Dia agak kaget denganku. Kenapa harus
seperti itu?
“Ini apa?” Tanyanya
dengan tampang innocent yang lucu. Matanya yang tajam sangat tidak cocok untuk
wajah innocentnya.
“Kau itu tidak bisa
baca ya?” Tanyaku dengan nada mengejek. Dia tersenyum simpul. Kenapa malah
senyum?
“Gomawo. Tapi aku
sedang tidak sakit mata.” Jawabnya langsung menghadap ke papan tulis. Aku
melihatnya senyum-senyum sambil terus memandang lurus kepapan tulis. Apa yang
sedang dipikirkannya?
Saat Istirahat banyak
yeoja-yeoja yang datang kemeja kami dan mengajak si Murid baru itu ke kantin.
Namun semuanya ia tolak. Hebat sekali dia? Daebak!!!
“Bisa kau temani aku ke
kantin?” Ajak namja itu. Mwo? Kenapa dia menolak ajakan yeoja-yeoja tadi tapi
sekarang malah mengajakku ke kantin? Dasar namja plin-plan.
“Jika kau ingin ke
kantin kenapa kau menolak ajakan dari yeoja-yeoja cantik tadi?” Sindirku. Dia
mengerucutkan bibirnya sejenak lalu menyunggingkan senyumnya. Kuperhatikan
gerak-geriknya kenapa aneh gitu?
“Jika kau tidak mau
menemaniku ke kantin, kau harus mau menjadi yeojachinguku!!!” Katanya dengan
penekanan pada kata YEOJACHINGU.
“Ya! Enak saja.
Shireo…” Jawabku. Tidak biasanya aku menanggapi kata-kata orang lain. Biasanya
aku selalu mengangguk jika setuju dan diam saja sebagai tanda aku tidak setuju.
Tapi kini? Aku berbicara dengan santainya.
“Kalau kau tidak mau berarti
kau sudah siap menjadi yeojachinguku…Ahahaha” Tawanya puas. Dan aku? Tentu saja
aku langsung berdiri dan menyeretnya ke kantin.
“Kau mau makan apa?”
Tawar Namja yang kini duduk dihadapanku. Aku diam sambil terus menutupi wajahku
dengan buku. Takut-takut ada fangirlnya boyband apa tadi ya? Ah aku benar-benar
lupa.
“Kau kenapa menutupi
wajahmu seperti itu?” Tanya namja ini. Tidak sadar apa kalau aku takut dibunuh
para fangirlnya yang kurasa sangat ganas.
“Jangan banyak bicara.
Cepat habiskan makanmu dan segera pergi dari sini!!!” Bisikku pelan supaya
tidak ada yang mendengarnya selain namja didepanku ini.
“Arata….”Jawabnya lalu
buru-buru menghabiskan makanannya dan segera kembali kekelas. Kelas sudah ramai
ketika kami berdua masuk secara bersamaan. Semua mata yeoja-yeoja dikelasku
menatap sinis dengan tatapan membunuhnya.
Aku berusaha tidak
peduli dan berjalan menuju tempat dudukku. Namja itu mengikutiku dengan santai
sambil terus menebar senyumnya. Dasar namja genit!!!
Pulang sekolah,
lagi-lagi bangkuku dipenuhi oleh antrean BLT*abaikan. Semua yeoja dan beberapa
namja tampak berkumpul mengelilingi mejaku. Krystal, yeoja itu terus saja
menatapku sinis.
“Oppa. Rumahmu dimana?
Kita pulang bareng yuk?” Ajak Krystal. Oppa? Sejak kapan ibu namja ini menikah
dengan appanya krystal?
“Mian, aku sudah janji
akan pulang bersama Jiyeon.” Mwo? Kapan dia janji padaku? Tunggu dulu, kalau di
flashback sepertinya aku belum memperkenalkan diri padanya. Bagaimana dia bisa
tau namaku?
Dia menarikku menjauh
dari kerumunan orang itu. Huftt…akhirnya aku bisa bernafas lega. Kenapa
jantungku jadi berdegup tidak karuan ya?
*Myungsoo POV*
“Hyung… Kenapa
sepertinya dia tidak terpesona oleh kharismaku ya? Kali ini aku benar-benar
seorang member boyband kan?” Tanyaku memastikan. Sungkyu hyung tersenyum
singkat.
“Kau ini L, Kim
Myungsoo yang menjadi face of grup Infinite. Tentu saja kau benar-benar
artis.”Jawab Sungkyu hyung meyakinkan walau sebenarnya aku sama sekali tidak
merasa diyakinkan.
“Tapi dia sama sekali
tidak terpengaruh sedikitpun oleh kharismaku.” Aku tetep ngotot sama
pendapatku. Sungkyu hyung melihat HPnya.
“Ahhhh…sekarang aku tau
kenapa bisa seperti itu.” Kata Sungkyu hyung sambil menjentikan jarinya.
“Dia terlalu lama
kesepian. Dia seperti hidup di dunia ini sendirian. Dulunya dia hanya menjawab
perkataan orang dengan anggukan atau gelengan kecuali terhadap guru disekolah.”
Terang Sungkyu hyung. Tapi aku masih tidak mengerti apa hubungannya hal yang
tadi dijelaskan hyung dengan kharismaku yang pudar?
“Disini tertulis
harapannya saat ulang tahunnya yang ke 16 bahwa dia ingin merasakan hangatnya
kasih sayang orangtua dan ingin merasakan jatuh cinta.” Lanjut hyung. Aku hanya
ngangguk-ngangguk.
“Myungsoo-ah! Dia
sangat membutuhkanmu. Buat dia bahagia sebelum tiba waktunya.” Kata Hyung.
“Ne. Hyung… Tapi kenapa
aku justru disuruh membuatnya jatuh cinta padaku? Kenapa tidak dengan manusia
lain? Kenapa tidak langsung saja ke inti permasalahnnya dan langsung
mencabutnya?” Tanyaku beruntun kayak tabrakan di jalan-jalan*abaikan
“Itu sudah jadi
takdirnya….” Takdir. Kata-kata itu tiba-tiba memenuhi otakku. Kata-kata hyung
barusan masih terus terngiang jelas meski hyung sudah lenyap.
Takdirnya, takdirku
juga???
To be Continue….
Ini FF series yang
entah panjang ato pendek.
I hope readers like it
*sok nginggris
Please RCL….Gomawo bagi
yang udah mau nyempetin waktu luangnya baca FF gejeku ini.
No comments:
Post a Comment