Sunday, September 16, 2012

Time Control [Oneshoot]




Title                 : Time Control *judul bisa menipu*

Author             : Fiangel (@Fiangelic)

Main Cast        :
·         Park Chunri (OC)
·         Byun Baekhyun (EXO-K)
·         Meonggu

Rating              :           PG-13

Genre               :           Romance, AU , Hurt *little*

Length             :           Oneshoot

Disclaim          :           The idea of this fanfiction is mine and the cast belong to God except Baekhyun. Baekhyun is mine. 


Happy Reading :)


Tes... tes...
Bunyi air hujan mengiringi musik pilu yang mengalun pelan dihatiku. Dengan mata senduku, aku menatap sekeliling ruangan yang cukup besar ini, Cafe.

“Permisi tuan, anda mau pesan apa?” Tanya seorang pelayan yang menghampiri mejaku. Aku tersenyum tipis dan mulai menjawab.

“Cappucino dan Tiramisu” Jawabku. Pikiranku kembali melayang-layang ke tahun-tahun sebelumnya. Tahun-tahun terbahagia bagiku. Karena ada dirinya.


#Flashback#
“Kalau kelak kita menikah. Kau ingin anak apa?” Tanya gadis itu sambil tersenyum manis, sangat manis.

“Aku mau anak kerbau!!!” Jawabku lantang. Diumur yang masih terbilang muda dan sudah membicarakan pernikahan pasti kalian akan menemukan kejadian-kejadian lucu didalamnya. Ya, aku dan Chunri baru berusia 12 tahun kala itu.

“Yak!!!! Dasar Baekki!!!! Mentang-mentang ayahnya kerbau lalu anaknya juga?!!! Maksudku itu perempuan yang cantik sepertiku atau laki-laki yang jelek sepertimu?” Ujarnya dengan nada menyindir. 

“Hey!!!! Kalau aku jelek kenapa kau mau menikah denganku??? Tanyaku pura-pura marah sambil meletakkan kedua tanganku didepan dadaku.

“Itu kan karena terpaksa!!! Eomma dan appa kita sudah merencanakannya kan. Ah tidak seru bermain denganmu!!! Lebih baik aku bermain bersama Meonggu saja.” Jawabnya ketus sambil pergi dengan wajah marahnya yang sangat menggemaskan menurutku.

“Ya!!!! Bagaimana bisa kau menggantikanku dengan meonggumu itu??? “ Teriakku kencang. Tapi dia masih tetap dia sambil terus berjalan cepat.

“Ya sudah!!! Menikah saja dengan Meonggu!!!!” Teriakku lagi. Chunri langsung menghentikan jalannya. Dia berbalik menatapku dengan mata tajamnya.

“Baiklah!!!! Jangan menyesal kalau aku menikah dengan meonggu dan meninggalkanmu!!!!” Bentaknya. Matanya berkaca-kaca. Memperlihatkan kerapuhan hatinya kala itu. Bodoh!!! Kuakui aku sangat bodoh waktu itu.
#Flashback End#


Chunri-ah!!! Benar kata-katamu 10 tahun lalu. Aku menyesalinya sekarang. Sangat menyesal membiarkanmu menikah dengan meonggu dan pergi meninggalkanku. Sungguh...Kalau aku punya mesin pemutar waktu. Aku ingin kembali ke masalalu dan memperbaiki semuanya.

“Ini pesanan tuan”  Kata pelayan tiba-tiba. Semua pikiranku tentangnya hilang sudah. Meski untuk sesaat saja.

“Gomawo.” Jawabku singkat dan mulai memakannya dengan lahap.


#Flashback#
“Ttara!!!!!! Tiramisu terlezat sepanjang masa sudah jadi!!!! Kau mau?” Tanya Chunri yang masih dengan wajah belepotan sehabis memasak tiramisu. Yah...aku tidak terlalu suka tiramisu,jadi aku masih saja diam tak menjawab.

“Kau tidak mau? Kalau begitu tunggu sebentar” Katanya. Beberapa saat kemudian dia muncul dengan secangkir entah apa yang ada di dalamnya aku juga belum tau.

“Cappucino!!!! Bukankah ini minuman favoritmu? Jadi makanlah tiramisunya lalu minum cappucinonya!!!! Lakukan begitu seterusnya.” Ujarnya. Aku tersenyum singkat. Takut dia menyadari senyumku.

Saat pertama aku memakan tiramisu dan meminum cappuchino buatannya. Aku langsung tercengang. Benar katanya diawal tadi. Ini adalah tiramisu terlezat sepanjang masa. Hehehehe ^^
#Flashback End#

Ne, aku tau kau ahli masak yang sangat handal 5 tahun yang lalu. Tiramisumu juga lezat dan yang paling lezat sepanjang masa. Aku percaya itu. Karena sudah banyak sekali toko tiramisu yang kujelajahi... Rasanya tidak ada yang seenak punyamu. Meski aku hanya pernah memakannya satu kali saja dan itu sudah 5 tahun yang lalu , aku masih ingat betul detail rasanya.

Setelah selesai makan aku langsung keluar cafe itu tanpa memperdulikan hujan yang terus mengguyur. Aku terus saja berjalan dengan santai. Menikmati harum aroma air hujan. Bukankah ini hal paling menarik yang kau lakukan?! Kembalilah padaku... Ayo kita hirup bersama aroma air hujan.


#Flashback#
Tes...Tes...
Derasnya air hujan tak menyulutkan aura kecantikan Chunri saat itu. Dengan bahagia dia terus berlari larian ditengah derasnya hujan. Aku ikut tersenyum melihat senyum manisnya yang terus mengembang selama air hujan membasahi tubuhnya.

“Yak!!!! Berhentilah hujan-hujanan!!! Aku capek melihatmu mondar-mandir kesana kemari. Aku lelah memegangi payung ini terus” Teriakku agar tidak kalah dengan suara hujan. Dia menatapku sebentar lalu berhenti bergerak. Dia mendongakkan wajahnya menantang air hujan sambil menutup matanya.

“Apa yang sedang kau lakukan??? Cepatlah...atau aku akan meninggalkanmu disini!!!” Tanyaku penasaran pada tingkahnya yang aneh.

“Aku sedang menghirup aroma air hujan!!! Ini sangat segar dan menyejukkan!!! Kau harus mencobanya!!!! “ Jawabnya sambil menyingkirkan payung yang tadinya menutupi tubuhku. Omo!!! Tubuhku jadi basah semua karena ulahnya.

“Aku benci hujan! Dan aku benci padamu!!!” Bentakku dan segera berlalu dari hadapannya. Aku benar-benar benci hujan saat itu. Karena disaat hujan aku akan selalu sakit demam,flu,dan masih banyak lagi.
#Flashback End#

Sekarang aku sudah tidak membenci hujan. Dan itu semua karenamu. Kau tahu, bukan lagi hujan yang membuatku sakit. Tapi karenamu. Kenapa kau pergi??? Kenapa kau pergi bersama meonggu?!!!

Dengan lemas akhirnya aku berteduh disebuah halte.  Menanti bus adalah hal yang sangat membosankan. Suasanya sangat sepi. Orang-orang dijalanan yang biasanya segudang hanya tersisa satu dua saja.

Apa kau melihatku? Kau ingin aku terus menangis karenamu? Kenapa kau selalu membiarkan memori tentangmu muncul terus diotakku. Kau tahu kan itu akan membuatku lebih susah melepasmu.


#Flashback#
“Kau mau tidak menikah denganku?” Tanya Chunri tiba-tiba disela-sela acara ulang tahunku 2 tahun lalu. Aku terlonjak kaget dengan pertanyaannya. Kenapa selalu dia yang bertanya seperti itu padaku? Dan kenapa lidahku tidak pernah mengatakan itu terlebih dahulu. Dan kenapa aku justru malah menghancurkan hatinya terus dan terus.

“Sudah kubilang aku membencimu!!! Jadi mana mungkin aku mau menikah denganmu” Jawabku kasar. Padahal sungguh bukan jawaban itu yang sebenarnya ada dihatiku. Matanya langsung berkaca-kaca seketika aku selesai mengucapkan kalimatku tadi.

“Bukankah benci dan cinta itu berbeda tipis?” Tanyanya dengan gugup. Dia menggigit bibirnya sendiri. Aku benar-benar miris melihatnya. Tapi entah kenapa aku tidak pernah bersikap lembut padanya.

“Ani! Itu hanya pikiran-pikiran orang bodoh!!! Jelas-jelas cinta dan benci itu berbeda jauh sekali!!! Dasar bodoh!” Jawabku lagi-lagi ketus padanya. Airmatanya mulai jatuh perlahan dan itu karena aku. Tuhan!!! Bagaimana bisa aku kau ciptakan untuk menyakiti orang yang kucintai teru menerus?

“Ne, aku tau aku bodoh! Dan aku juga sangat bodoh karena terus memaksamu mencintaiku, terus mengejarmu, dan aku sangat bodoh karena aku tidak menikah dengan meonggu dari dulu!!! Sebelum aku terlalu jauh mencintaimu...” Katanya dengan sesengukan akibat tangisnya. Aku benar-benar ingin memeluknya, memberi kehangatan padanya. Tapi aku tidak bisa melakukan itu dengan baik seperti Meonggu melakukannya.
#Flashback End#

Dan kini aku yang merasa begitu bodoh.... Karena aku selalu menyakitimu. Karena aku tidak percaya tentang benci itu berbeda tipis dari cinta. Tapi jujur, aku sama sekali belum perna membencimu. Untuk yang kukatakan dimasa lalu, Itu karena aku tidak mau terlihat kalau aku mencintaimu. Apa kau bisa mendengarku?

Akhirnya bus datang. Dengan cepat aku masuk kedalam bus. Banyak bangku yang masih kosong. Dan aku langsung saja menuju bangku pojok paling belakang. Tempat paling bersejarah menurutku.


#Flashback#
“Busnya sepi ya...” Katanya sambil tersenyum. Aku membalas dengan menatapnya datar. Dia buru-buru membuang mukanya sebelum aku mengatakan aku benci padanya lagi dan lagi.

“Chunri-ah” Panggilku. Dia terkejut! Sangat terkejut!! Karena ini pertama kalinya aku memanggil namanya. Dia menatapku antusias.

“Gomawo...” Katanya. Untuk apa berterimakasih??? Aku bahkan tidak melakukan apapun untuknya selain... menyebut namanya.

“Gomawo untuk memanggilku dengan namaku. “ Lanjutnya polos. Dia tersenyum lagi. Tersenyum sangat manis.

“Aku... Aku benci...aku bencintaimu!!!!” Kataku dengan cepat dan penuh rasa gugup. Dia menatapku bingung. 

“Kau menyebutkan dua rasa sekaligus. Benci dan Cinta. Yang mana yang kau pilih??” Tanyanya.

“Saranghae...” *CUP* Aku menembaknya dan langsung mencium bibirnya singkat saat itu juga.

“Nado. Baekhyun-ah!! Kau tau, kau mencuri ciuman pertamaku” Kata Chunri malu-malu. Terlihat dari wajahnya yang sedikit memerah.

“Mwo? Kupikir ciuman pertamamu sudah direnggut Meonggu?!!” Jawabku. Jadi aku ciuman pertamanya? Yeyeyeyeyeye... Hatiku benar-benar senang saat itu.
#Flashback End#
 
Begitu banyaknya memorabilia kita berdua Chunri-ah. Hapir disetiap jalanan mengingatkanku tentangmu. Tapi aku sadar, Aku terlambat,sangat terlambat malah...
            
                                         
#Flashback#
“Meonggu hilang!!! Aku harus mencarinya baekhyun-ah” Teriak Chunri frustasi. Dia langsung berlari keluar rumah tanpa memperhatikanku yang khawatir padanya.

Aku juga berlari mengikutinya. Dia berputar-putar tidak jelas mencari meonggu. Aku masih heran, Jadi dia lebih mencintai meonggu dibanding namjachingunya sendiri.

“Meonggu!!!” Pekiknya kencang melihat meonggu berada di  jalan. Dengan cepat dia berlari menuju meonggu. Aku juga berlari mengekornya.

BRAKKKKKK!!!!! Bunyi yang sangat menakutkan bagiku. Darah keluar dari tubuh Chunri dan Meonggu yang berada dipelukannya. Aku dengan segera menghampiri mereka. Air mataku mengalir begitu saja saat aku melihat keadaan Chunri, yeojaku.

“Apa dengan begini kau sudah menikah dengan Meonggu?” Tanyaku gusar. Dia tersenyum sekilas, di keadaan seperti inipun dia masih terlihat manis dan sangat cantik.

“Ani... Aku akan menunggumu. Meski kita berbeda dunia. Aku akan tetap menunggumu.” Jawabnya yakin. Aku kembali menangis sejadi-jadinya. Aku menatap meonggu yang sudah tidak bernyawa yang masih saja dipeluk oleh Chunri.

“Tunggu aku!!! Jangan menikah dulu dengan Meonggu!!!!” Kataku singkat sebelum akhirnya dia menutup matanya. Untuk selama-lamanya.
#Flashback End#
 
Apa kau masih setia menungguku Chunri-ah? Kuharap kau tidak berselingkuh dengan meonggu disana. Tunggu aku sebentar saja. Aku ingin segera bersamamu.

Dengan langkah lemah aku terus berjalan tanpa memperhatikan  traffic light yang menyala. Selamat tinggal dunia...

BIM...BIM...

BRAKKKKK!!!! Bunyi menakutkan itu terdengar lagi olehku. Kini bukan lagi kau pemeran utama dalam kecelakaan ini Chunri, tapi aku.

Aku mencoba membuka mataku. Banyak orang berkerumun disana. Ada Chunri dan meonggu juga disana.

“Chunri-ah....” Itulah kata terakhir yang kuucapkan didunia ini.


#Flashback# *Baca ini lagi untuk tau rahasia dibalik cerita ini*
“Kalau kelak kita menikah. Kau ingin anak apa?” Tanya gadis itu sambil tersenyum manis, sangat manis.

“Aku mau anak kerbau!!!” Jawabku lantang. Diumur yang masih terbilang muda dan sudah membicarakan pernikahan pasti kalian akan menemukan kejadian-kejadian lucu didalamnya. Ya, aku dan Chunri baru berusia 12 tahun kala itu.

“Yak!!!! Dasar Baekki!!!! Mentang-mentang ayahnya kerbau lalu anaknya juga?!!! Maksudku itu perempuan yang cantik sepertiku atau laki-laki yang jelek sepertimu?” Ujarnya dengan nada menyindir. 

“Hey!!!! Kalau aku jelek kenapa kau mau menikah denganku??? Tanyaku pura-pura marah sambil meletakkan kedua tanganku didepan dadaku.

“Itu kan karena terpaksa!!! Eomma dan appa kita sudah merencanakannya kan. Ah tidak seru bermain denganmu!!! Lebih baik aku bermain bersama Meonggu saja.” Jawabnya ketus sambil pergi dengan wajah marahnya yang sangat menggemaskan menurutku.

“Ya!!!! Bagaimana bisa kau menggantikanku dengan meonggumu itu??? “ Teriakku kencang. Tapi dia masih tetap dia sambil terus berjalan cepat.

“Ya sudah!!! Menikah saja dengan Meonggu!!!!” Teriakku lagi. Chunri langsung menghentikan jalannya. Dia berbalik menatapku dengan mata tajamnya.

“Baiklah!!!! Jangan menyesal kalau aku menikah dengan meonggu dan meninggalkanmu!!!!” Bentaknya. Matanya berkaca-kaca. Memperlihatkan kerapuhan hatinya kala itu. Bodoh!!! Kuakui aku sangat bodoh waktu itu.

“Bagaimana bisa kau mau meninggalkanku hanya untuk seekor anjing bernama Meonggu itu?!!” Gumamku pelan.
#Flashback End#
 
Kini... Didunia yang berbeda, Aku dan Chunri bersatu lagi. Meski meonggu masih terus berada digendongan Chunri.

“Aku sangat iri pada Meonggu!” Pekikku. Chunri dan Meonggu sama-sama memberiku tatapan penuh tanda tanya.

“Wae?” Tanya Chunri dengan wajah innocentnya.

“Karena meonggu selalu saja kau gendong? Sedangkan aku yang namjamu tidak pernah kau gendong” Jawabku manja. Chunri terkekeh pelan. Dan aku langsung saja mengerucutkan bibirku tanda aku tidak suka dengan reaksinya.

“Kalau kau anjing seperti meonggu, mungkin aku akan menggendongmu juga” Kata Chunri disertai senyuman manis yang tak pernah hilang dari wajah cantiknya.

“Guk..Guk...Apa aku sudah seperti Meonggu? Gendong aku juga. Guk..Guk” Kataku terus menggonggong seperti Meonggu. Kami berdua tertawa bebas. Kini, tidak ada lagi pemisah kita.

“Bagaimana bisa kau mau meninggalkanku hanya untuk seekor anjing bernama Meonggu itu?!!”


~END~

Fiuh...ngebut nih aku buat FF ini. Ide muncul seiring dengan berjalannya waktu saat aku mengetik FF ini. Maaf kalo banyak typo bertebaran... ^^ Please RCL~
Gomawo :)

No comments:

Post a Comment