Title : Time Control *judul bisa menipu*
Author : Fiangel (@Fiangelic)
Main Cast :
·
Park Chunri (OC)
·
Byun Baekhyun (EXO-K)
·
Meonggu
Rating
:
PG-13
Length : Oneshoot
Disclaim
: The idea of this
fanfiction is mine and the cast belong to God except Baekhyun. Baekhyun is
mine.
Happy
Reading :)
Tes...
tes...
Bunyi
air hujan mengiringi musik pilu yang mengalun pelan dihatiku. Dengan mata
senduku, aku menatap sekeliling ruangan yang cukup besar ini, Cafe.
“Permisi
tuan, anda mau pesan apa?” Tanya seorang pelayan yang menghampiri mejaku. Aku
tersenyum tipis dan mulai menjawab.
“Cappucino
dan Tiramisu” Jawabku. Pikiranku kembali melayang-layang ke tahun-tahun
sebelumnya. Tahun-tahun terbahagia bagiku. Karena ada dirinya.
#Flashback#
“Kalau kelak kita
menikah. Kau ingin anak apa?” Tanya gadis itu sambil tersenyum manis, sangat
manis.
“Aku mau anak
kerbau!!!” Jawabku lantang. Diumur yang masih terbilang muda dan sudah
membicarakan pernikahan pasti kalian akan menemukan kejadian-kejadian lucu
didalamnya. Ya, aku dan Chunri baru berusia 12 tahun kala itu.
“Yak!!!! Dasar
Baekki!!!! Mentang-mentang ayahnya kerbau lalu anaknya juga?!!! Maksudku itu
perempuan yang cantik sepertiku atau laki-laki yang jelek sepertimu?” Ujarnya
dengan nada menyindir.
“Hey!!!! Kalau aku
jelek kenapa kau mau menikah denganku??? Tanyaku pura-pura marah sambil
meletakkan kedua tanganku didepan dadaku.
“Itu kan karena
terpaksa!!! Eomma dan appa kita sudah merencanakannya kan. Ah tidak seru
bermain denganmu!!! Lebih baik aku bermain bersama Meonggu saja.” Jawabnya
ketus sambil pergi dengan wajah marahnya yang sangat menggemaskan menurutku.
“Ya!!!! Bagaimana bisa
kau menggantikanku dengan meonggumu itu??? “ Teriakku kencang. Tapi dia masih
tetap dia sambil terus berjalan cepat.
“Ya sudah!!! Menikah
saja dengan Meonggu!!!!” Teriakku lagi. Chunri langsung menghentikan jalannya.
Dia berbalik menatapku dengan mata tajamnya.
“Baiklah!!!! Jangan
menyesal kalau aku menikah dengan meonggu dan meninggalkanmu!!!!” Bentaknya.
Matanya berkaca-kaca. Memperlihatkan kerapuhan hatinya kala itu. Bodoh!!! Kuakui
aku sangat bodoh waktu itu.
#Flashback End#
Chunri-ah!!!
Benar kata-katamu 10 tahun lalu. Aku menyesalinya sekarang. Sangat menyesal
membiarkanmu menikah dengan meonggu dan pergi meninggalkanku. Sungguh...Kalau
aku punya mesin pemutar waktu. Aku ingin kembali ke masalalu dan memperbaiki
semuanya.
“Ini
pesanan tuan” Kata pelayan tiba-tiba.
Semua pikiranku tentangnya hilang sudah. Meski untuk sesaat saja.
“Gomawo.”
Jawabku singkat dan mulai memakannya dengan lahap.
#Flashback#
“Ttara!!!!!! Tiramisu terlezat
sepanjang masa sudah jadi!!!! Kau mau?” Tanya Chunri yang masih dengan wajah
belepotan sehabis memasak tiramisu. Yah...aku tidak terlalu suka tiramisu,jadi
aku masih saja diam tak menjawab.
“Kau tidak mau? Kalau
begitu tunggu sebentar” Katanya. Beberapa saat kemudian dia muncul dengan
secangkir entah apa yang ada di dalamnya aku juga belum tau.
“Cappucino!!!!
Bukankah ini minuman favoritmu? Jadi makanlah tiramisunya lalu minum
cappucinonya!!!! Lakukan begitu seterusnya.” Ujarnya. Aku tersenyum singkat.
Takut dia menyadari senyumku.
Saat pertama aku
memakan tiramisu dan meminum cappuchino buatannya. Aku langsung tercengang.
Benar katanya diawal tadi. Ini adalah tiramisu terlezat sepanjang masa.
Hehehehe ^^
#Flashback End#
Ne,
aku tau kau ahli masak yang sangat handal 5 tahun yang lalu. Tiramisumu juga
lezat dan yang paling lezat sepanjang masa. Aku percaya itu. Karena sudah
banyak sekali toko tiramisu yang kujelajahi... Rasanya tidak ada yang seenak
punyamu. Meski aku hanya pernah memakannya satu kali saja dan itu sudah 5 tahun
yang lalu , aku masih ingat betul detail rasanya.
Setelah
selesai makan aku langsung keluar cafe itu tanpa memperdulikan hujan yang terus
mengguyur. Aku terus saja berjalan dengan santai. Menikmati harum aroma air
hujan. Bukankah ini hal paling menarik yang kau lakukan?! Kembalilah padaku...
Ayo kita hirup bersama aroma air hujan.
#Flashback#
Tes...Tes...
Derasnya air hujan tak
menyulutkan aura kecantikan Chunri saat itu. Dengan bahagia dia terus berlari
larian ditengah derasnya hujan. Aku ikut tersenyum melihat senyum manisnya yang
terus mengembang selama air hujan membasahi tubuhnya.
“Yak!!!! Berhentilah
hujan-hujanan!!! Aku capek melihatmu mondar-mandir kesana kemari. Aku lelah
memegangi payung ini terus” Teriakku agar tidak kalah dengan suara hujan. Dia
menatapku sebentar lalu berhenti bergerak. Dia mendongakkan wajahnya menantang
air hujan sambil menutup matanya.
“Apa yang sedang kau
lakukan??? Cepatlah...atau aku akan meninggalkanmu disini!!!” Tanyaku penasaran
pada tingkahnya yang aneh.
“Aku sedang menghirup
aroma air hujan!!! Ini sangat segar dan menyejukkan!!! Kau harus mencobanya!!!!
“ Jawabnya sambil menyingkirkan payung yang tadinya menutupi tubuhku. Omo!!!
Tubuhku jadi basah semua karena ulahnya.
“Aku benci hujan! Dan
aku benci padamu!!!” Bentakku dan segera berlalu dari hadapannya. Aku
benar-benar benci hujan saat itu. Karena disaat hujan aku akan selalu sakit
demam,flu,dan masih banyak lagi.
#Flashback End#
Sekarang
aku sudah tidak membenci hujan. Dan itu semua karenamu. Kau tahu, bukan lagi
hujan yang membuatku sakit. Tapi karenamu. Kenapa kau pergi??? Kenapa kau pergi
bersama meonggu?!!!
Dengan
lemas akhirnya aku berteduh disebuah halte.
Menanti bus adalah hal yang sangat membosankan. Suasanya sangat sepi.
Orang-orang dijalanan yang biasanya segudang hanya tersisa satu dua saja.
Apa
kau melihatku? Kau ingin aku terus menangis karenamu? Kenapa kau selalu
membiarkan memori tentangmu muncul terus diotakku. Kau tahu kan itu akan
membuatku lebih susah melepasmu.
#Flashback#
“Kau mau tidak menikah
denganku?” Tanya Chunri tiba-tiba disela-sela acara ulang tahunku 2 tahun lalu.
Aku terlonjak kaget dengan pertanyaannya. Kenapa selalu dia yang bertanya
seperti itu padaku? Dan kenapa lidahku tidak pernah mengatakan itu terlebih
dahulu. Dan kenapa aku justru malah menghancurkan hatinya terus dan terus.
“Sudah kubilang aku
membencimu!!! Jadi mana mungkin aku mau menikah denganmu” Jawabku kasar.
Padahal sungguh bukan jawaban itu yang sebenarnya ada dihatiku. Matanya langsung
berkaca-kaca seketika aku selesai mengucapkan kalimatku tadi.
“Bukankah benci dan
cinta itu berbeda tipis?” Tanyanya dengan gugup. Dia menggigit bibirnya
sendiri. Aku benar-benar miris melihatnya. Tapi entah kenapa aku tidak pernah
bersikap lembut padanya.
“Ani! Itu hanya
pikiran-pikiran orang bodoh!!! Jelas-jelas cinta dan benci itu berbeda jauh
sekali!!! Dasar bodoh!” Jawabku lagi-lagi ketus padanya. Airmatanya mulai jatuh
perlahan dan itu karena aku. Tuhan!!! Bagaimana bisa aku kau ciptakan untuk menyakiti
orang yang kucintai teru menerus?
“Ne, aku tau aku bodoh!
Dan aku juga sangat bodoh karena terus memaksamu mencintaiku, terus mengejarmu,
dan aku sangat bodoh karena aku tidak menikah dengan meonggu dari dulu!!!
Sebelum aku terlalu jauh mencintaimu...” Katanya dengan sesengukan akibat
tangisnya. Aku benar-benar ingin memeluknya, memberi kehangatan padanya. Tapi
aku tidak bisa melakukan itu dengan baik seperti Meonggu melakukannya.
#Flashback End#
Dan
kini aku yang merasa begitu bodoh.... Karena aku selalu menyakitimu. Karena aku
tidak percaya tentang benci itu berbeda tipis dari cinta. Tapi jujur, aku sama
sekali belum perna membencimu. Untuk yang kukatakan dimasa lalu, Itu karena aku
tidak mau terlihat kalau aku mencintaimu. Apa kau bisa mendengarku?
Akhirnya
bus datang. Dengan cepat aku masuk kedalam bus. Banyak bangku yang masih
kosong. Dan aku langsung saja menuju bangku pojok paling belakang. Tempat
paling bersejarah menurutku.
#Flashback#
“Busnya sepi ya...”
Katanya sambil tersenyum. Aku membalas dengan menatapnya datar. Dia buru-buru
membuang mukanya sebelum aku mengatakan aku benci padanya lagi dan lagi.
“Chunri-ah” Panggilku.
Dia terkejut! Sangat terkejut!! Karena ini pertama kalinya aku memanggil
namanya. Dia menatapku antusias.
“Gomawo...” Katanya.
Untuk apa berterimakasih??? Aku bahkan tidak melakukan apapun untuknya
selain... menyebut namanya.
“Gomawo untuk
memanggilku dengan namaku. “ Lanjutnya polos. Dia tersenyum lagi. Tersenyum
sangat manis.
“Aku... Aku benci...aku
bencintaimu!!!!” Kataku dengan cepat dan penuh rasa gugup. Dia menatapku
bingung.
“Kau menyebutkan dua
rasa sekaligus. Benci dan Cinta. Yang mana yang kau pilih??” Tanyanya.
“Saranghae...” *CUP*
Aku menembaknya dan langsung mencium bibirnya singkat saat itu juga.
“Nado. Baekhyun-ah!!
Kau tau, kau mencuri ciuman pertamaku” Kata Chunri malu-malu. Terlihat dari
wajahnya yang sedikit memerah.
“Mwo? Kupikir ciuman
pertamamu sudah direnggut Meonggu?!!” Jawabku. Jadi aku ciuman pertamanya?
Yeyeyeyeyeye... Hatiku benar-benar senang saat itu.
#Flashback End#
Begitu
banyaknya memorabilia kita berdua Chunri-ah. Hapir disetiap jalanan
mengingatkanku tentangmu. Tapi aku sadar, Aku terlambat,sangat terlambat
malah...
#Flashback#
“Meonggu hilang!!! Aku
harus mencarinya baekhyun-ah” Teriak Chunri frustasi. Dia langsung berlari
keluar rumah tanpa memperhatikanku yang khawatir padanya.
Aku juga berlari
mengikutinya. Dia berputar-putar tidak jelas mencari meonggu. Aku masih heran,
Jadi dia lebih mencintai meonggu dibanding namjachingunya sendiri.
“Meonggu!!!” Pekiknya
kencang melihat meonggu berada di jalan.
Dengan cepat dia berlari menuju meonggu. Aku juga berlari mengekornya.
BRAKKKKKK!!!!! Bunyi
yang sangat menakutkan bagiku. Darah keluar dari tubuh Chunri dan Meonggu yang
berada dipelukannya. Aku dengan segera menghampiri mereka. Air mataku mengalir
begitu saja saat aku melihat keadaan Chunri, yeojaku.
“Apa dengan begini kau
sudah menikah dengan Meonggu?” Tanyaku gusar. Dia tersenyum sekilas, di keadaan
seperti inipun dia masih terlihat manis dan sangat cantik.
“Ani... Aku akan
menunggumu. Meski kita berbeda dunia. Aku akan tetap menunggumu.” Jawabnya
yakin. Aku kembali menangis sejadi-jadinya. Aku menatap meonggu yang sudah
tidak bernyawa yang masih saja dipeluk oleh Chunri.
“Tunggu aku!!! Jangan
menikah dulu dengan Meonggu!!!!” Kataku singkat sebelum akhirnya dia menutup
matanya. Untuk selama-lamanya.
#Flashback End#
Apa
kau masih setia menungguku Chunri-ah? Kuharap kau tidak berselingkuh dengan
meonggu disana. Tunggu aku sebentar saja. Aku ingin segera bersamamu.
Dengan
langkah lemah aku terus berjalan tanpa memperhatikan traffic light yang menyala. Selamat tinggal
dunia...
BIM...BIM...
BRAKKKKK!!!!
Bunyi menakutkan itu terdengar lagi olehku. Kini bukan lagi kau pemeran utama dalam
kecelakaan ini Chunri, tapi aku.
Aku
mencoba membuka mataku. Banyak orang berkerumun disana. Ada Chunri dan meonggu
juga disana.
“Chunri-ah....”
Itulah kata terakhir yang kuucapkan didunia ini.
#Flashback# *Baca ini
lagi untuk tau rahasia dibalik cerita ini*
“Kalau kelak kita
menikah. Kau ingin anak apa?” Tanya gadis itu sambil tersenyum manis, sangat
manis.
“Aku mau anak
kerbau!!!” Jawabku lantang. Diumur yang masih terbilang muda dan sudah
membicarakan pernikahan pasti kalian akan menemukan kejadian-kejadian lucu
didalamnya. Ya, aku dan Chunri baru berusia 12 tahun kala itu.
“Yak!!!! Dasar
Baekki!!!! Mentang-mentang ayahnya kerbau lalu anaknya juga?!!! Maksudku itu
perempuan yang cantik sepertiku atau laki-laki yang jelek sepertimu?” Ujarnya
dengan nada menyindir.
“Hey!!!! Kalau aku
jelek kenapa kau mau menikah denganku??? Tanyaku pura-pura marah sambil
meletakkan kedua tanganku didepan dadaku.
“Itu kan karena
terpaksa!!! Eomma dan appa kita sudah merencanakannya kan. Ah tidak seru
bermain denganmu!!! Lebih baik aku bermain bersama Meonggu saja.” Jawabnya
ketus sambil pergi dengan wajah marahnya yang sangat menggemaskan menurutku.
“Ya!!!! Bagaimana bisa
kau menggantikanku dengan meonggumu itu??? “ Teriakku kencang. Tapi dia masih
tetap dia sambil terus berjalan cepat.
“Ya sudah!!! Menikah
saja dengan Meonggu!!!!” Teriakku lagi. Chunri langsung menghentikan jalannya.
Dia berbalik menatapku dengan mata tajamnya.
“Baiklah!!!! Jangan
menyesal kalau aku menikah dengan meonggu dan meninggalkanmu!!!!” Bentaknya.
Matanya berkaca-kaca. Memperlihatkan kerapuhan hatinya kala itu. Bodoh!!!
Kuakui aku sangat bodoh waktu itu.
“Bagaimana bisa kau mau
meninggalkanku hanya untuk seekor anjing bernama Meonggu itu?!!” Gumamku pelan.
#Flashback End#
Kini...
Didunia yang berbeda, Aku dan Chunri bersatu lagi. Meski meonggu masih terus
berada digendongan Chunri.
“Aku
sangat iri pada Meonggu!” Pekikku. Chunri dan Meonggu sama-sama memberiku
tatapan penuh tanda tanya.
“Wae?”
Tanya Chunri dengan wajah innocentnya.
“Karena
meonggu selalu saja kau gendong? Sedangkan aku yang namjamu tidak pernah kau
gendong” Jawabku manja. Chunri terkekeh pelan. Dan aku langsung saja
mengerucutkan bibirku tanda aku tidak suka dengan reaksinya.
“Kalau
kau anjing seperti meonggu, mungkin aku akan menggendongmu juga” Kata Chunri
disertai senyuman manis yang tak pernah hilang dari wajah cantiknya.
“Guk..Guk...Apa
aku sudah seperti Meonggu? Gendong aku juga. Guk..Guk” Kataku terus
menggonggong seperti Meonggu. Kami berdua tertawa bebas. Kini, tidak ada lagi
pemisah kita.
“Bagaimana bisa kau mau
meninggalkanku hanya untuk seekor anjing bernama Meonggu itu?!!”
~END~
Fiuh...ngebut nih aku
buat FF ini. Ide muncul seiring dengan berjalannya waktu saat aku mengetik FF
ini. Maaf kalo banyak typo bertebaran... ^^ Please RCL~
Gomawo :)
No comments:
Post a Comment